Pada tingkat ini anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah.
- Tingkat Konvensinal (usia 10 – 13 tahun)
Pada tingkat ini anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Anak memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata.
- Tingkat Pasca-konvensional (usia 13 tahun keatas)
Pada tingkat ini, orang bertindak sebagai subjek hukum dengan mengatasi hukun yang ada. Karena hukum merupakan kontrak sosial demi ketertiban dan kesejahteraan umum, maka jika hukun tidak sesuai dengan martabat manusia hukum dapat dirumuskan kembali.
Perkembangan agama itu sendiri telah dijelaskan oleh Adams dan Gullota (1983), agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa aman.Â
Pada masa awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan. Sehingga pada masa ini anak masih belum begitu paham atau masih labil dalam pemahaman tentang agama.
Dari penjelasan diatas, apakah moral atau agama yang harus kita tanamkan pada masa anak usia dini?
Dari semua penjelasan menurut saya?
Moral lah yang harus kita ajarkan terlebih dulu karena ketika kita mengajarkan moral maka agama akan juga mengikuti jalurnya, tapi dalam lingkup tertentu juga agama harus lebih dulu diajarkan. Seperti contoh kecil: Ketika kita mengajarkan anak yang hendak mau makan/minum harus dengan tangan kanan sambil duduk makan setelah anak menuruti itu kita juga mengajarkan doa-doa setelah makan dan minum. Kita sebagai orangtua atau orang yang lebih dewasa lebih baik saling mengimbangi antara moral dan agama untuk perkembangan si kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H