Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bullying di Lingkungan Sekolah Dasar!

19 November 2016   13:10 Diperbarui: 19 November 2016   13:27 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bullying adalah perilaku agresif pada anak bahkan orang dewasa yang disengaja dengan menggunakan ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan dan berkuasa. Bullying sangat beda dengan konflik. Konflik melibatkan permasalahan antara dua orang atau lebih, setiap dua orang dapat memiliki konflik, perselisihan, atau perkelahian tetapi bullying hanya terjadi di mana ada ketidakseimbangan kekuatan. Seseorang yang melakukan bullying dapat melakukan hal seperti memukul, mendorong, meludah, mengejek, menggoda, penghinaan, pelecehan, dan mengancam. Bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psikologis yang berakibat fatal pada korban. Dan seseorang yang dibully akan merasa cemas, ketakutan dan ketidaknyamanan, sehingga dapat menyebabkan anak ini terganggu. Bullying tidak hanya dilakukan selama sekali atau duakali tetapi dapat dilakukan berulang-ulang hingga yang melakukan bullying merasa puas dan si anak hanya bisa pasrah dan menyerah.

Bullying lebih sering terjadi dilingkungan sekolah dasar daripada dilingkungan sekolah menengah pertama atau lingkungan sekolah menengah atas, karena anak-anak dalam lingkungan sekolah dasar masih ingin berkuasa dan mencari jati diri masing-masing, baru mengenal aturan dan masih mempelajari pengalaman-pengalaman baru yang mereka dapat. Jika anak dilingkungan Taman Kanak-kanak masih sering dipantau dan dijemput oleh orangtua maka anak yang dilingkungan sekolah dasar tidak sebegitu detailnya orangtua menjemput bahkan memperhatikan, padahal anak ini juga masih membutuhkan kedekatan dengan orangtua, jika orangtua sepenuhnya melepas anak tersebut maka anak itu akan menjadi korban bullying bahkan juga bisa menjadi pelaku bullying terhadap teman-temannya di kelas.

Apa yang harus dilakukan oleh orangtua jika si anak menjadi korban bulliying dilingkungan rumah maupun sekolah? Dan tindakan seperti apa yang akan dilakukan oleh guru-guru jika mengetahui anak yang menjadi korban bulliying di sekolah?

Orangtua mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian bullying yang dialami oleh si anak, jika orang tua saja tidak ingin mengetahui kesibukan si anak diluar rumah dan tidak mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan di sekolah maka akan berdampak pada si anak dan bahkan orangtua pun kena imbasnya. Anak yang menjadi korban bullying sangat membutuhkan teman untuk bercerita tapi jika dalam satu kelas saja tidak ada yang mau berteman dengannya maka pada siapa si anak bercerita. Jika, orangtua juga sibuk dengan urusan kerjaan maka si anak tidak akan ingin mengganggu orangtuanya karena takut malah dimarahi. Dan jika banyak guru yang ada di sekolahan tersebut tapi tidak ada salah satu gurumyang dekat dengan si anak maka anak akan menjadi lebih terganggu psikologisnya. Dengan siapa si anak akan bercerita kalau tidak dengan orangtua, guru bahkan temannya.

 Bullying tidak hanya dilakukan secara fisik tapi juga dapat meyakiti perasaan si korban bullying. Sehingga, disini guru lah yang harus sering memantau keadaan kelas apa saja yang dilakukan oleh muridnya jika diluar jam pembelajaran seperti jam istirahat, apa ada hal lain yang dilakukan oleh murid-muridnya selain kegiatan ekstra kulikuler, ke kantin hingga ke perustakaan. Setiap kleas pasti memiliki wali kelas, maka tugas dari wali kelas tidak hanya membantu dalam masalah pembelajaran tetapi juga membuat nyaman murid-muridnya dalam kelas dan dalam lingkungan sekolah. Orang tua juga harus wapada terhadap sikap si anak yang tiba-tiba ingin berpindah sekolah, maka orang tua harus bermusyawarah atau menanyakan alasan kenapa si anak ingin pindah sekolah, jika perlu orangtua datang ke sekolahan dan menanyakan keadaan yang terjadi pada si anak dilingkungan sekolah.

Orangtua dan guru sama-sama mempunyai pengaruh besar dalam mencegah bullying terhadap anak dilingkungan sekolah dasar. “Mari merangkul”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun