Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lindungi Anak dari Penganiayaan Seksual

20 Februari 2016   17:48 Diperbarui: 20 Februari 2016   18:21 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berita tentang terjadinya penganiayaan seksual pada anak-anak sering terjadi. Dan kejadian ini, si pelaku kebanyakan orang yang sudah dikenal bahkan orang terdekat dari anak tersebut. Untuk menjaga anak dari penganiayaan seksual, seharusnya orang tua perlu mempersiapkan kewaspadaan. Tapi bagaimana cara mempersiapkannya?

Kejadian penganiayaan anak semakin marak terjadi dan akan selalu bertambah jumlah korban disetiap tahunnya. Salah satu faktor yang mengakibatkan anak menjadi korbannya adalah kurangnya pengetahuan tentang moral dan budi pekerti. Meskipun anak tersebut tumbuh dari keluarga yang penuh kasih sayang, namun apabila kurang diimbangi dengan hal-hal atau informasi yang memberi pengetahuan atau kesiapan bagi anak untuk bersikap lebih hati-hati dengan lingkungannya. Sehingga, orang tua akan banyak berperan dalam menambahkan wawasan untuk anak-anaknya.

Sedangkan kebanyakan orang tua merasa tidak perlu untuk membekali anak tentang pengetahuan seks dasar atau pengetahuan tentang tubuhnya sendiri. Bahkan orang tua tidak akan merasa khawatir apabila anaknya bermain dan pergi bersama orang lain. Padahal kesempatan ini bisa memuat fatal si anak tersebut. Sehingga, tidak ada salahnya orang tua melihat sejenak dunia penganiayaan seksual pada anak dan segala masalah tentang hal tersebut. Tapi bukan berarti orang tua akan takut ketika melepas anaknya untuk bermain atau bepergian dengan orang lain, melainkan memberi informasi sebagai bekal anak untuk bergaul atau bersosialisasi dengan berbagai orang disekitarnya.

Di Indonesia, banyak orang tua anak yang dianiayasecara seksual tidak melapor kepihak yang berwenang. Orang tua akan menutupi apa yang terjadi pada anaknya agar terhindar dari rasa malu. Kejadian ini sangat merugikan bagi anak-anak, karena ini akan membuat kesempatan bagi si pelaku dan tentunya pelaku penganiayaan akan selalu mencari mangsanya lagi dan lagi, dia tidak akan pernah jera sebelum dia dilaporkan dan dihukum.

Penganiayaan seksual pada anak merupakan pelakuan orang dewasa terhadap anak, dengan tujuan agar mendapatkan kepuasan seksual. Bentuk penganiayaan seksual bermacam-macam, mulai dari tindakan menyentuh atau memegang, memeluk, meraba bagian tubuh tertentu, menyentuh alat kelamin, bahkan sampai memaksa anak melakukan hubungan seksual. Apapun bentuk penganiayaan seksual terhadap anak merupakan tindakan kejahatan. Apabila tindakan ini disertai dengan fisik lainnya seperti dipukul dan dipaksa yang membuat anak tersebut terluka atau cedera. Anak juga akan mengalami trauma berkepanjangan.

Anak-anak selalu menjadi korban penganiayaan bahkan anak yang dibawah umur. Mengapa anak mudah menjadi korban?
Karena anak-anak dianggap korban yang paling mudah dibujuk, sebab mereka masih kecil dan mudah dikuasai oleh si pelaku. Apabila anak tidak melawan pada saat disentuh maka akan membuat si pelaku tertarik dan beranggapan anak tersebut tertarik dengan hubungan seks. Dan apabila anak sedang mempertanyakan tentang seks beranggapan bahwa anak tersebut juga tertarik dengan seks. Ini anggapan si pelaku yang sangat membahayakan anak-anak.

Untuk mencegah terjadinya penganiayaan seksual pada anak, penting adanya kedekatan dan komunikasi antara orang tua dan anak. Penanaman pengetahuan tentang seks pada anak serta kewaspadaan bisa berjalan lebih baik. Orang tua tidak perlu memberi rasa takut terhadap orang lain yang baru dukenalnya pada anak atau selalu melarang anaknya untuk bergaul. Orang tua harus lebih pintar dan emberi pengethuan terhadap orang mana yang baik atau jahat. Sebaiknya anak diberi tahu apabila diajak pergi dengan orang lain bahkan keluarganya sendiri untuk melapor atau pamit ke orang tuanya terlebih dahulu.

Anak juga perlu tahu bagian tubuh mana yang seharusnya ditak boeh diperlihatkan atau disentuh, anak harus segera meninggalkan si pelaku, dan apabila anak berbeda dengan hari-hari sebelumnya, oarang tua harus memberi pendekataan atau memancing anka tersebut agar mau bercerita. Kalau perlu bekali anak dengan bela diri seperti, les pencak silat, karate atau yang lainnya.

Lindungi anak-anak dari perbuatan jahat seperti penganiayaan seksual yang dapat merenggut masa depan anak tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun