Gus Muhaimin & Guru Ngaji
Akhir-akhir ini Gus Muhaimin, sebutan baru bagi H. A. Muhaimin Iskandar (Ketum PKB) mendistribusikan 300.000 paket sembako dan satu juta masker yang prioritas penyalurannya untuk guru ngaji di seantero nusantara, dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.
Bantuan itu dilakukan secara berjenjang, dikirimkan melalui DPW PKB untuk provinsi se-Indonesia, kemudian DPW meneruskannya ke DPC, dari DPC ke PAC dan terkahir melalui Ranting. Bila melihat paket yang didonasikan, bantuan itu diprioritaskan untuk guru ngaji dan boleh jadi tidak mencukupi.
Bila kita saksikan di platform media sosialnya PKB, baik di Facebook, Instagram, Twitter, akhir-akhir ini dibanjiri dengan postingan yang mendokumentasikan proses distribusi bantuan itu mulai dari Jakarta hingga ke pulau-pulau terpencil.
Tergambar jelas bagaimana perpindahan paket bantuan itu mulai dari bandara dan pelabuhan ke truk kontainer besar, kemudian berpindah ke mobil truk, lalu berpindah ke mobil mininus bak terbuka, terus ke motor roda dua hingga perahu sampan di wilayah perairan yang berakhir tiba di tangan para guru ngaji.
Terpancar jelas raut kebahagian para penerima paket itu, meskipun bagi sebagian kalangan menganggap bantuan itu nilainya tidak seberapa. Lebih dari itu, boleh jadi bagi kebanyakan guru ngaji di luar pulau Jawa baru kali ini mendapat bingkisan langsung dari tokoh nasional dan ketua partai sekelas Gus Muhaimin melalui kader-kadernya di desa-desa.
Selanjutnya, terlihat jelas dari dokumentasinya di medsos bahwa dalam proses pendistribusiannya pengurus PKB diberbagai tingkatan senantiasa bersinergi langsung dengan pengurus Nahdlatul Ulama sebagai ibu kandung PKB mulai dari provinsi hingga ranting pula.
Penulis kira, lain Gus Dur lain pula cara Gus Muhaimin dalam merawat silaturahim dengan guru ngaji (kiai kampung). Bila Gus Dur melakukannya melalui Masura (meskipun masih terkonsentrasi di pulau jawa), Gus Muhaimin melakukannya dengan cara memberikan bantuan paket sembako dan masker hingga ke pelosok negeri.
Meskipun demikian, keduanya mengandung esensi yang sama, yakni menguatkan ikatan lahir batin Gus Muhaimin dan PKB dengan guru ngaji di pelosok negeri. Prestasi terbaik PKB dengan raihan 13,5 juta lebih suara pada pemilu 2019 sejak keterlibatannya menjadi peserta pemilu tahun 1999 tidak terlepas dari kiprah guru ngaji melalui peran sosial-politik dan keteladanannya di tengah masyarakat.
Nampaknya bukan karena pandemi Covid-19 yang menjadi alasan, donasi itu dilakukan Gus Muhaimin sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih PKB atas raihan prestasi terbaiknya sehingga kini suara PKB lebih signifikan dan merata di semua pulau di Indonesia. Hanya momentumnya saja yang kebetulan Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19 dan memasuki bulan Ramadan.
Tidak berlebihan rupanya bila Gus Muhaimin merupakan satu-satunya ketua partai dan tokoh nasional yang melakukan donasi model itu dengan melibatkan jejaring fungsional PKB sehingga bantuannya langsung diterima masyarakat hingga pelosok desa dan pulau-pulau terpencil.