Peroleh kursi DPRD Provinsi dan Kab/Kota se NTT meningkat tajam pada Pemilu 2019 yakni 7 kursi untuk DPRD Provinsi dan 73 kursi untuk kursi DPRD yang tersebar di 22 Kabupaten dan Kota. Perolehan kursi ini naik seratus persen dibanding perolehan pada Pemilu 2014 yang jumlahnya hanya 40 kursi.
Tidak hanya itu, sejak dikenalkan oleh Gus Dur kemudian PKB dideklarasikan di NTT, baru pada pemilu 2019 yang lalu bisa pecah telur menyumbangkan 2 kursi untuk DPR RI. Penulis kira capaian yang luar biasa, ditegah banyak orang meragukan bahkan pesimis, ternyata PKB NTT mampu menjawab keraguan itu.
Menurut pak Yucun Ketua DPW PKB NTT, kesuksesan itu didapat atas kerja kolektif para calon anggota legislatif, struktur partai, relawan, simpatisan, dan pola kepemimpinan Gus Muhaimin di DPP PKB. Gus Muhaimin telah berhasil menjalankan amanat-amanat Gus Dur untuk kemasahatan di NTT.
Indikator lainnya adalah nilai-nilai luhur warisan Gus Dur baik dari sisi pemikiran, perilaku politik, humanisme dan sebagainya yang bisa diterima terbuka sehingga PKB bisa diterima dengan lapang dada oleh masyarakat NTT yang berpenduduk plural.
Dari 80 orang anggota legislator PKB se NTT, hanya sepuluh orang yang beragama Islam, sisanya ada yang beragama Kristen Protestan, Katolik dan lainnya. Secara faktual, kondisi ini menjawab bahwa nilai politik Rahmatan Lil'Alamin-nya PKB ternyata ampuh merajut persaudaraan lintas iman dimana humanisme telah menjadi ruhnya.
Keadaan PKB hari ini di NTT tentu membangkitkan gairah baru dalam kerangka terus-menerus menebar manfaat dan maslahat publik, terlebih bagi masyarakat NTT yang tingkat kemiskinannya masih tinggi. Melalui jalan politik PKB pak Yucun dan kawan-kawan meyakini bisa mewujudkan cita-cita masyarakat NTT keluar dari jerat kemiskinan itu. Mendapatkan dua kursi di DPR RI, kursi pimpinan di provinsi dan beberapa kabupaten menjadi strategis bagi PKB untuk memperjuangkan kepentingan pembangunan masyarakat NTT yang bertifologi kepulauan.
Sebagai wilayah yang terdiri dari ribuan pulau dan luas daratannya lebih kecil dibanding luas lautnya, PKB NTT memiliki peluang menjadi pioner memperjuangkan kepentingan anggaran negara layaknya daerah khusus dengan porsi APBN yang lebih besar dibanding yang lainnya.
Masalah kemiskinan, stunting, human trafficing yang hingga kini terus mengemuka kiranya bisa diminimalisir dengan pendekatan tadi. Betapa tidak, jumlah alokasi APBN untuk NTT masih berorientasi pada pembangunan di daratan. Sementara kantong-kantong kemiskinan NTT di kepulauan alokasi anggaran APBN-nya masih sangat kecil.
Selanjutnya, kondisi alam NTT yang tandus dan gersang sehingga potensi kekeringan dan rawan pangan menjadi sngat tinggi. Problem lainnya: kasus gizi buruk, angka putus sekolah, serta akses fasilitas kesehatan yang kurang memadai menjadi mata rantai terhentinya laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakatnya.
NTT memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah, apalagi potensi wisatanya. Namun sampai saat ini potensi belum dimanfaatkan maksimal sehingga memberikan nilai tambah yang signifikan bagi peningkatan ekonomi masyarakatnya. Penulis kira, para legislator PKB NTT baik yang di DPR RI, Provinsi dan Kab/Kota telah siap menyongsong potensi-potensi itu. Selamat berjuan!
Penulis adalah Tim Kerja Sekolah Legislator DPP PKB. Tinggal di Depok.