Mereka tentu memiliki visi perubahan, menjauhkan mereka dari politik hanya akan membuat demokrasi kita semakin jauh dari kesan menarik.
Distrust (ketidakpercayaan) publik terhadap partai politik dan DPR yang masih tinggi adalah tantangan tersendiri bagi siapapun yang menghendaki demokrasi kita beranjak dari keterpurukan menuju kemaslahatan. Karena sejatinya berpolitik adalah ibadah.
Prakarsa Cerdik
Gus Muhaimin (H. A. Muhaimin Iskandar) boleh jadi ketua umum partai yang lima tahun terakhir ini tak henti mengambil hati milenial ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Wajar bila kemudian beliau menginisiasi kegiatan yang banyak melibatkan generasi ini.
Pertama, Liga Santri Nusantara (LSN). Bulan September 2015 tak lama setelah Imam Nahrawi dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olah Raga sebagai representasi PKB, Kemenpora yang bekerja sama dengan PBNU menggelar Liga Santri Nusantara yang melibatkan ratusan pondok pesantren.
Turnamen yang diinisiasi Gus Muhaimin ini bertujuan membantu pemerintah menggairahkan kembali persepakbolaan dalam negeri melalui pembibitan dan pembinaan sepak bola dikalangan santri khususnya kelompok U-17.
Beliau meyakini, melalui LSN bibit-bibit unggul sepak bola yang terpendam di pondok pesantren perlahan akan banyak bermunculan dengan harapan berkontribusi terhadap profesionalisme persepakbolaan nasional.Â
Wajar, bila hingga tahun 2019 ini LSN masih digelar bahkan untuk tahun-tahun mendatang dengan melibatkan ribuan pesantren di nusantara.
Kedua, Musabaqoh Kitab Kuning (MKK). Diawali pada April 2016 PKB melalui Banom Garda Bangsa menggelar MKK sebagai bentuk penghargaan terhadap khazanah dan eksistensi pesantren yang telah memberikan kontribusi penting terhadap perjalanan bangsa Indonesia mulai era pra-kemerdekaan sampai saat ini.
Berlanjut pada tahun 2017 dan 2018, MKK dihelat dengan melibatkan peserta milenial dari kalangan santri yang lebih banyak.Â
Lebih dari itu, silaturahim dengan pondok pesantren tua asal peserta yang selama ini menjadi rujukan keilmuan ulama-ulama se-Nusantara yang tersebar di lebih 20 provinsi masih tetap terawat.
Ketiga, Parlemen Santri. Mulai Oktober 2016 dan berlanjut dibulan yang sama tahun 2017 dan 2018 dalam rangka Harlah, FPKB DPR RI mengundang ratusan santriwan dan santriwati dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti kegiatan Parlemen Santri di gedung DPR RI.Â