Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gus Muhaimin, Salaman, dan Pose Bareng Muktamirin

27 Agustus 2019   18:30 Diperbarui: 27 Agustus 2019   18:49 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diksi "melayani" penulis kira menjadi amunisi baru bagi PKB dalam menebar manfaat dan maslahat publik untuk lima tahun kedepan paska muktamar 2019. Bila istiqomah, cita-cita PKB menjadi pemenang pada pemilu 2024 dan partai kelas atas tentu bukan angan-angan semata. 

Politik "Menyapa"

Dalam suasana sumringah muktamirin usai bersalaman dan foto bareng Gus Muhaimin, penulis menghampiri beberapa orang, diantaranya: Hamdan Simbolon, Ketua DPC PKB Kota Medan yang rela antri dengan ribuan muktamirin lainnya hingga akhirnya ia mendapatkan giliran.

Disela ia kibaskan foto hasil cetaknya penulis bertanya kepadanya terkait apa yang membuat wajahnya berbinar-binar. "Kesempatan terbaik seperti ini belum tentu datang dua kali, belum tentu saya bisa ketemu ketum diluar momentum ini. Ini yang membuat saya bahagia, meski jauh-jauh datang dari Medan, rasa lelah saya rupanya tergantikan dengan hasil foto ini". Jawabnya.

"Sebagai ketua DPC saya merasa terhormat atas kesempatan terbaik ini, luar biasa Ketum kita ini. Beliau telah menanamkan pelajaran kepada kita tentang politik menyapa dan saya akan praktekkan ini terhadap pengurus dan warga PKB di Kota Medan". Tambahnya.

Berlanjut kepada muktamirin selanjutnya yang berpeci dan bersorban (seorang kiai), usianya 61 tahun dan sudah ber-PKB sejak didirikan Gus Dur tahun 1998. Beliau (tak mau sebut nama) memiliki pengalaman, pernah bertemu dengan Gus Dur dirumahnya di Ciganjur usai sholat subuh, sekedar ingin berkeluh kesah terkait aktifitasnya sebagai pengurus PKB di daerah.

Menurutnya: "Salah satu kehebatan Gus Dur, beliau rela meluangkan waktu istirahatnya hanya sekedar menjadi wadah keluh kesah para pengurus yang datang jauh-jauh dari daerah, padahal yang datang waktu itu bukan hanya saya, saya pun sampai antri".

"Anehnya, meski Gus Dur waktu itu sudah mulai sakit-sakitan pada saat yang sama justeru nyaris tidak ada rona sakit ditubuhnya. Beliau nampak sangat menikmati pembicaraan kami meski itu isinya keluh kesah. Saya berharap tradisi itu diteruskan kembali oleh Gus Muhaimin". Tambahnya.

'Ala kulli hal, pelan tapi pasti rupanya Gus Muhaimin tak henti praktekkan ilmu Gus Dur bila dikaitkan dengan pengalaman Bang Hamdan dan kiai tadi. Dilayani dan disapa hanya akan membuat orang merasa dihargai segala jerih payahnya yang pada ujungnya kerianganlah yang akan didapat.

Tak heran, bila dalam pidato pada acara penutupan muktamar Gus Muhaimin menekankan kepada seluruh pengurus PKB disemua tingkatan dan anggota legislatif disemua level untuk tidak berhenti menyapa warga, relawan dan para simpatisannya bila ingin berpolitik di PKB mengandung nilai ibadah. Nilai inilah yang diwariskan Gus Dur dan para muassis PKB.

Semua ikhtiar dan proses tentu tidak akan menghianati hasil. Siapa pengurus yang nyapa dan ngayomi pengurus dibawahnya tentu akan melahirkan soliditas yang kuat sebagaimana simbol lebah yang menjadi maskot Muktamar PKB 2019 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun