Gus Dur mewarisi ajaran kepada kita bahwa tujuan politik tidak seharusnya dirah dengan cara-cara instan dan tidak selalu berorientasi kepada hasil, apalagi melulu mengandalkan pragmatisme. Layaknya konstruk politik Soekarno, Moh. Hatta dan funding father lainya bahwa Gus Dur mampu membangun "kekuasaan" berbasis pengetahuan, karenanya demokrasi akan kokoh.
Melalui manuver politik Gus Dur di PKB kita diberikan keluasn ilmu terkait sintesa khazanah tradisi pesantren (NU) dengan ilmu-ilmu sosial. Sehingga ia mampu berperan menjadi peretas jalan masyarakat dan negara dalam relasinya. Lebih dari itu, mampu mendamaikan relasi agama dan negara melalui etika sosial Islam.
Selama 21 tahun ini, PKB telah melakukan ikhtiarnya dengan menkonsolidasikan "kekuasaan" demokrasi yang diberlakukan sebagai aturan main baik dari aspek perilaku, sikap bahkan dari aspek peraturan (konstitusi).
Penulis kira, ikhtiar ini membuahkan hasil. Salah satu indikatornya adalah terkonsolidasinya kekuatan-kekuatan pemerintah dan non-pemerintah yang sama-sama tunduk pada konstitusi. Sehingga potensi-potensi konflik bangsa bisa diredam dalam bingkai undang-undang sebagai hasil proses demoktatis.
Sikap trust (percaya) para elit politik, organisasi masa, NGO terhadap sistem politik yang dibangun Indonesia saat ini adalah buah dari ikhtiar PKB yang lain sehingga ia layak dipatuhi dan dipertahankan baik dalam level norma maupun level prilaku.
Andil politik PKB seiring berdirinya sejak era reformasi terhadap pembangunan tatanan demokrasi di negeri ini patut diapresiasi. Selain melakukan penguatan di internal, pada saat yang sama ia terus melakukan sinergi dengan para pihak yang memiliki cita-cita sama untuk pembaharuan demokrasi.
Tumbuhnya tradisi politik baru yang lebih demokratis, tata kelola lembaga politik membaik merupakan keyakinan PKB yang terus diperjuangkan demi mewujudkan substansi demokrasi yang berujung kepada maslahatul ammah (kesejahteraan publik).
Sebagai partai yang berbasis pemilih masyarakat pesantren, nelayan, petani, buruh, masyarakat adat, kelompok pinggiran PKB hingga kini terus melakukan kreatifitas dan inovasi ditengah keterbatasannya sehingga menggiring konstituennya menuju masyarakat menengah sekaligus memberi kontrubusi terhadap berkurangnya angka kemiskinan dan kemakmuran.
Kesejahteraan adalah setali tiga uang dari demokrasi. Karenanya PKB melalui Cak Imin senantiasa menekankan kepada anggota legislatif terpilih untuk senantiasa memperjuangkan aspirasi para pemilihnya. Rakyat yang memilihnya menggantungkan harapan bahwa calon yang dipilihnya mampu memberikan kesejahteraannya. Budaya politik yang dikembangkan PKB model ini adalah adab demokrasi kita.
Mengulang Sejarah
Dalam usia 21 tahun ini, PKB kembali mengulang sejarah menghantarkan kiai panutannya KH. Ma'ruf Amin bertempat tinggal di istana negara sebagai Wakil Presiden. Sebelumnya PKB telah menghantarkan Gus Dur ke istana sebagai Presiden RI paska BJ. Habibie lengser keprabon.
Proses kemenangan Gus Dur sebagai Presiden RI kala itu tidak terlepas dari peran para politisi muda PKB saat itu, Cak Imin salah satunya. Dengan figur kunci Gus Dur, PKB yang saat itu meraih 51 kursi di DPR mampu memainkan perannya dengan signifikan sehingga Gus Dur mendapat dukungan mayoritas, khususnya poros tengah.