Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Cak Imin dan Hak Santri Kelola Negeri

1 Agustus 2018   08:50 Diperbarui: 3 Agustus 2018   02:59 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila sikap nyiyir terus menerus diarahkan kepada Laskar Santri selama mereka "long march" ke Jakarta, itu artinya pengetahuan dan praktek religiusitas mereka belum sampai. Karena apa yang santri perjuangkan semata-mata demi menegakkan dan menebar maslahat bagi masyarakat tanpa terkecuali dan Cak Imin adalah simbolnya.

Angan pada Cak Imin

Penulis kira, apa yang dilakukan para santri itu mengandung makna teologis yang mendalam. Dimana teologi bermakna iktiar manusia untuk menjelaskan keimanan kepada akal akal manusia yang mempertanyakan kebenaran atas segala hal yang diimani.

Sebagimana yang dikembangkan oleh Gus Dur, mengalihkan teologi dengan implementasi dari membela Tuhan ke membela manusia. Kemudian dari mengabdi kepada kekuasaan ke membela yang lemah dan tertindas, dari tunggal ke plural, dari ekslusif ke inklusif.

Dalam konteks teologi praksis, paling tidak ada tiga angan atau harapan Laskar Santri terhadap Cak Imin untuk mengelola negara ini: pertama, para santri berharap praktek Islam sebagai ajaran universal menjadi pilar utama dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua, pendekatan budaya sebagaimana dipraktekkan Wali Songo dalam menjalankan dakwah Islam, dan terkahir dilakukan oleh Gus Dur merupakan prilaku transformasi budaya sehingga melandasi kehidupan politik sesuai dengan nilai Islam.

Ketiga, pendekatan transformatif dalam kehidupan beragama dalam bingkai negara dan bangsa. Artinya Islam semestinya dijadikan pilar utama dalam segala upaya mencari solusi atas semua ketimpangan yang ada di masyarakat.

Selanjutnya, ada PR besar kaum santri paska Gus Dur berada dipuncak kekuasaan sebagai Presiden RI yang dilengserkan oleh para pihak yang tidak ridlo santri dan kiai berada dalam lingkup kekuasaan. Cak Imin dengan segala kapasitasnya tentu akan mampu kerjakan PR itu.

Pertama, lembaga agama harus menjadi pemeran utama sebagai penjamin martabat manusia melalui aksi-aksi yang menjamin keselamatan fisik warga negara baik secara indivudu, hak melindungi keluarga dan keturunan, hak kepemilikan dan kewajaran dalam profesi mereka.

Kasus Ahok adalah salah satu masalah kontemporer, dimana hak-hak sosio-politis seseorang belaum mendapatkan jaminan bahkan kenderung merugikan. Sehingga hubungan antar iman menjadi tersumbat dalam bingkai negara-bangsa.

Kedua, transformasi harus diletakkan dalam konteks koalisi nasional dengan kelompok-kelompok yang tidak bermotif religius. Teknologi tepat guna yang telah merangsek masuk ke pedesaan, UU Desa adalah wujudnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun