Mohon tunggu...
Yus Mei Sawitri
Yus Mei Sawitri Mohon Tunggu... -

Suka membaca dan menulis sejak kecil....Hobi jalan-jalan, nongkrongin toko buku dan nonton sepak bola...:)\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

2 Jam bersama Bis Tingkat

23 Maret 2011   06:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:32 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_96216" align="aligncenter" width="560" caption="Ini bis tingkatnya"][/caption] Selepas waktu sholat Jumat, 18 Februari lalu, ada sms yang masuk ke ponsel saya. Ternyata dari seorang teman. “Mau ikut test drive bis tingkat gak?” tanyanya dalam bahasa Jawa. Tanpa pikir panjang sayapun mengiyakan. Kebetulan karena memang saya sudah penasaran banget menjajal ikon baru Kota Solo ini. “Ya udah kumpul di Kantor Dishub di Manahan ya jam 13.00” Okay deh. Saya langsung meluncur ke sana. Kejadian ini memang sudah agak lama. Test drive dilakukan dua hari sebelum bus tingkat dan railbus (moda transportasi baru lainnya milik Solo) resmi diperkenalkan ke publik Kota Bengawan pada 20 Februari. Awalnya walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi), menolak ide tes jalan. Beliau beralasan kalau dibawa ke jalan, nanti gak jadi kejutan lagi dong pas dilaunching saat kirab HUT kota Solo. Tapi teman-teman wartawan gak kehabisan akal. Mereka bilang jalur harus dicoba dulu. Siapa tahu ada kendala, misalnya ada dahan pohon atau kabel listrik yang terlalu rendah. Pak Jokowi pun luluh. Izin tes drive diberikan. Teman-teman wartawan pun senang. Niat bikin tulisan feature plus bernarsis ria akhirnya kesampaian...hehehehe [caption id="attachment_96217" align="aligncenter" width="300" caption="Atap masih tertutup"]

13008612001707707758
13008612001707707758
[/caption] [caption id="attachment_96219" align="aligncenter" width="300" caption="Atapnya sudah dibuka"]
13008614151427547100
13008614151427547100
[/caption] Ketika bis berjalan hujan masih turun rintik-rintik. Alhasil atap tetap dibiarkan tertutup. Tapi tak lama kemudian, hujan berhenti dan atap pun dibuka. Waktu digeser, atap yang terbuat dari bahan seperti terpal yang tebal sempat agak macet. Rekan-rekan dari Dishub mengeluarkan tenaga cukup besar untuk menyelesaikan pembukaan atap itu. Ketika akhirnya terbuka seluruhnya, kami pun gembira...woooow rasanya asik... Bis merayap pelan menuju jalan utama Kota Solo, Jalan Slamet Riyadi. Karena baru pertama dibawa keliling kota, sontak barang baru ini langsung menarik perhatian warga yang kebetulan sedang beraktivitas di jalan. Kepala-kepala langsung menoleh, sebagian mengabadikan gambar dengan kamera hp dan ada juga yang melambai-lambaikan tangan ke arah kami yang duduk di bagian atas bis. Rasanya lucu juga jadi pusat perhatian gitu. Kami berkali-kali balik melambaikan tangan atau membalas sapaan orang-orang. Serasa jadi Putri Indonesia...hehehehehe [caption id="attachment_96222" align="alignright" width="150" caption="Polisi ikut membantu"]
13008618891947243558
13008618891947243558
[/caption] Sepanjang jalan bis berjalan hati-hati. Teriakan “awas kabel listrik!” atau “awas dahan pohon!” berkali-kali terdengar. Maklum di Solo kabel-kabel listriknya masih awut-awutan dan tak teratur, layaknya kota-kota lain di seluruh Indonesia. Coba kalau kabel listriknya di bawah tanah, pasti lebih rapi dan memudahkan. Di depan bis ada mobil pendahulu yang bertugas membuka jalan. Petugas-petugas polisi juga ikut dilibatkan untuk mengatur lalu lintas, terutama di tempat-tempat yang biasanya jadi penumpukan kendaraan. Duduk di bawah atap terbuka angin terasa sejuk sepoi-sepoi (payahnya sehari berikutnya saya langsung masuk angin...hehehehe). Beruntung siang itumatahari sedang bersembunyi di balik awan. Dulu saya juga sering naik bis tingkat lawas di Solo. Tapi rasanya jelas berbeda. Yang ini sensasinya lebih kena...soalnya dulu kalo naik bis tingkat saya selalu mabuk...hehehehe [caption id="attachment_96220" align="alignleft" width="300" caption="Melihat jalanan"]
13008615311287974372
13008615311287974372
[/caption] Setelah membelah Jalan Slamet Riyadi hingga timur pusat perbelanjaan PGS dan BTC, bis berbelok ke selatan hingga menembus Jalan Veteran. Bis berjalan terus ke barat dan belok ke utara hingga tembus ke dekat Stasiun Purwosari dan kembali ke kantor Dishub di daerah Manahan. Sebelum mencapai Purwosari, bis sempat terhenti karena terhalang dahan pohon rendah. Para pria yang ikut dalam rombongan terpaksa berdiri sambil berusaha mengangkat dahan supaya bis bisa lewat. Seru pokoknya..hehehehe. Rute pendek yang biasanya bisa ditempuh selama 30 menit itu, jadi molor jika menggunakan bis tingkat. Perjalanan kami siang itu makan waktu sekitar dua jam. Lama juga sampai sempat terkantuk-kantuk... Rencananya, bis tumpuk berwarna merah itu resmi dioperasikan pada 1 April. Untuk yang berniat mencarter, tarifnya Rp 800.000/3 jam. Biayanya bisa membengkak kalo ditambah dengan paket wisata, misalnya ke Kraton, Kampung Batik Kauman, Museum Batik dan lain-lain. Jika tidak mencarter tarifnya adalah Rp 20.000/orang. Menurut saya tidak terlalu mahal sih. Tapi pihak pengelola juga tidak mengabaikan warga yang mungkin kurang mampu. Rencananya ada juga paket hemat, tapi belum ditentukan formatnya seperti apa. Kemungkinan sesekali waktu bis ini beroperasi dengan tarif murah meriah (Rp 3.000/orang), sehingga masyarakat Solo bisa menjajal dan ikut memiliki bis tingkat baru itu. Jangan sampai masyarakat Solo asing dan tidak mengenal ikon kotanya sendiri. Ya saya sangat setuju dengan rencana yang terakhir itu. Kalau taripnya Rp 3.000 bisa dong ngajak ponakan-ponakan keliling kota dengan murah meriah...:) [caption id="attachment_96225" align="aligncenter" width="300" caption="Lewat patung Slamet Riyadi"]
1300862053687695582
1300862053687695582
[/caption] [caption id="attachment_96223" align="aligncenter" width="300" caption="Orang-orang tertarik"]
1300861974357938638
1300861974357938638
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun