Mohon tunggu...
Yus Mei Sawitri
Yus Mei Sawitri Mohon Tunggu... -

Suka membaca dan menulis sejak kecil....Hobi jalan-jalan, nongkrongin toko buku dan nonton sepak bola...:)\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Candi Sukuh: Nyaman, Sejuk & Murah Meriah

27 Juli 2010   14:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:33 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya tempat wisata alternatif yang sangat cocok didatangi ketika kantong sedang kering. Namanya Candi Sukuh. Lokasinya di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Dukuh Berjo,Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso  Kabupaten Karanganyar...sekitar 45 sampai 60 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor dari Solo. Mengapa tempat ini jadi favorit saya? Alasannya sederhana : tempatnya menyenangkan, nyaman, sejuk, segar, tidak ramai dan bersahabat untuk kantong. Kalau terpaksa tinggal punya Rp 50.000 di kantong, sudah berani deh piknik ke sana (tapi estimasi biaya itu dari Solo lho).  Saya sudah tiga kali datang ke candi ini dan rasanya tetep oke-oke saja kalau diajak ke sana lagi. Perjalanan ke sana yang agak susah (penuh dengan tanjakan tinggi dan kelokan), akan terbayar lunas dengan suasana nyaman ala Candi Sukuh... Candi Sukuh cukup unik, bangunannya seperti piramida suku Maya (berbeda dengan mayoritas candi di Tanah Air), dan konon merupakan candi termuda di Indonesia. Dan jangan kaget, candi ini sangat erotis. Relief yang ada di sana antara lain bentuk kelamin laki-laki dan wanita yang dibuat hampir bersentuhan. Relief-relief seks itu menggambarkan lambang kesucian antara hubungan wanita dan pria yang merupakan cikal bakal kehidupan manusia.  Tapi percaya deh, patung-patung dan reliefnya bagus untuk foto-foto...:) Berkembang mitos di candi Sukuh bahwa candi tersebut juga berguna untuk “tes keperawanan”.  Apabila seorang wanita akan menikah, ia disuruh berjalan melewati relief "lingga" (alat kelamin laki-laki)  dan "yoni" (alat kelamin perempuan), jika stagen atau kain yang melilit pinggangnya lepas, menurut mitos tadi wanita tersebut sudah tidak perawan lagi. Akan tetapi apabila kembennya yang merosot, dipercaya bahwa kelak setelah menikah, wanita ini suka selingkuh. Penasaran? silahkan mencoba sendiri deh.

Aktivitas yang bisa dilakukan di candi ini sebenarnya tidak banyak sih, maklum kompleks candi ini cuma seluas 5.500 m2. Kalau berjalan pelan-pelan mengelilinginya, paling 15 menit juga kelar. Bangunan utamanya kecil dan ornamen-rnamen pendukung jumlahnya juga tidak banyak. Pokoknya jangan dibayangkan seperti candi Prambanan atau Candi Borobudur...Tapi jangan salah, saya bisa betah berjam-jam nongkrong di tempat ini. Pasti pertanyaannya, ngapain aja di situ??? Ritual pertama ketika saya datang ke sana adalah nongkrong di penjual dekat tukang parkir. Biarpun udaranya dingin dan berkabut, saya selalu pesan es teh. Tapi ditemani dengan mie gelas yang panas mengepul...Ngobrol sama teman-teman sambil menikmati menu itu sungguh menyenangkan. Gak kerasa sejam pertama pun sudah habis.  Selain beli mie gelas, ada juga penjual sate yang nongkrong di sana. Pilihannya sate ayam atau sate kelinci. ...harganya kalau tidak salah Rp 6.000 per porsi. Rasanya? kalau lapar sih apapun juga jadi enak...:) [caption id="attachment_96" align="alignnone" width="250" caption="Pemandangan komplek Candi Sukuh dari atas bangunan utama"]
[/caption] Setelah capek cas-cis-cus sambil makan, acara selanjutnya adalah  masuk candi. Kalau mau tertib, silahkan masuk lewat depan dan beli tiket di depan candi. Harganya murah, cuma Rp 2.500 per orang. Tapi kalau lagi bokek, silahkan lewat pintu samping, dijamin gratis!!! Lagian petugasnya kayak gak peduli. Mereka sama sekali gak pernah nengok-nengok ke dalam, atau sengaja mendatangi pengunjung yang belum bayar. Jujur sih, tiga kali ke sana, saya cuma sekali lewat pintu depan, sisanya ya nerobos lewat samping...hehe Aktivitas di dalam kompleks cuma terdiri dari tiga hal:  melihat-lihat relief dan patung-patung, foto-fotoan dan duduk-duduk sambil bengong. Saya sih betah-betah aja kalau disuruh duduk bengong di sana. Gimana gak betah kalau tempatnya sejuk dan berkabut kayak gitu...Pokoknya jauh banget dari hiruk pikuk yang bikin pusing.  Makanya saya pilih datang ke sini, ketimbang ke Air Terjun Tawangmangu yang lokasinya gak jauh dari sana. Di Tawangmangu terlalu penuh orang dan banyak orang jualan, gak asik buat buang stress. Yang ada malah pikiran tambah ruwet...:) Meski tempatnya cenderung sederhana, ternyata Candi ini juga jadi salah satu favorit turis manca. Tiga kali ke sana, saya selalu ketemu dengan wisatawan asing, kebanyakan dari Jepang. Tapi waktu kunjungan terakhir, ada beberapa rombongan turis dari Italia, Prancis dan Korea. Ternyata tempat ini sudah masuk paket wisata untuk turis-turis yang berkunjung ke Yogyakarta...Menurut saya...tempat ini recomended deh...:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun