Mohon tunggu...
Erka Krisna
Erka Krisna Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Himne Sunyi

28 Desember 2017   05:15 Diperbarui: 28 Desember 2017   22:14 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1/ Pada Sepasang Matamu 

Apakah mungkin, pada sepasang matamu

tumbuh sebuah pohon rindang

 dimana dapat kutemukan perasaan sejuk,

 juga keteduhan

 Aku mengira,

 pada sepasang matamu

 terdapat sebuah danau yang dalam

 tempat airmata dan kesedihanku

 dapat tenggelam

Barangkali, pada sepasang matamu

 aku dapat sejenak beristirahat,

 sekedar untuk melupa  sedih,

atau membuang sesak\

2/ Desember

Desember terlalu dingin, 

kenanganmu

bisakah kutitipkan pada angin?

ia terlampau sakit untuk dinikmati

*

Di laci almariku kusimpan  

cincin yang tak sempat kusematkan; 

di jarimu yang manis

 warnanya masih tetap sama; 

emas-kecemasan seperti senja

*

Desember lalu, merayakan tahun baru

tak ubahnya merayakan kepedihanku

Percikan kembang api  adalah luka paling nyeri dalam hati

*

Desember pagi ini terlalu dingin, 

Bisakah kutitipkan kenanganmu pada angin?

 3/ Bila Kelak

Bila kelak kau membaca puisi ini

 --yang kutulis tanpa benar-benar kumengerti

 maka ketahuilah: 

aku menulisnya saat mengingatmu.

Bila kelak kau mendengar puisi ini kunyanyikan

dan kau tahu betul aku tak pandai bernyanyi 

maka memejamlah

akan kau dengarkan senandung lirih suara hati 

Bila kelak kau temukan puisi ini

pada selembar daun jati 

yang gugur

kau akan tahu, betapa kesepian

telah membuatku sedemikian hancur

Bila kelak kau tak lagi melihatku menuliskan puisi,

entah itu tentang luka-duka atau sepi 

barangkali, saat itu  aku telah pergi.

4/ Sesuatu yang Tanggal

Kutanggalkan satu persatu kata rindu

 pada bait demi bait puisi-puisiku 

Kelak, akan hilang segala sesak 

tanpa harus mengabadikanmu dalam detak  

Kutinggalkan kata demi kata bermakna duka 

pada larik demi larik puisi luka 

Kelak, akan musnah segala pilu;  

akan hilang segala candu meratapimu  

Dan biarlah... 

Biar kutinggalkan mimpi yang  pernah kutunggalkan

Biar kutanggalkan asa yang hidup sebelum kau tinggalkan 

Kelak, akan lenyap segala senyap 

Akan mati segala sepi 

Dan aku, takkan mengingat-ingat namamu lagi. 

Erka Krisna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun