Mohon tunggu...
Usama Ikhsan
Usama Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Peternakan dan hewan peliharaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Edukasi Mengenai Pemanfaatan Limbah Peternakan Menjadi Pupuk Kandang Ekonomis

13 Agustus 2022   11:41 Diperbarui: 13 Agustus 2022   11:50 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang (13/08/2022), Desa Tambakaji, Kota Semarang, Jawa Tengah merupakan wilayah industri pabrik sehingga sebagian besar warga desanya berprofesi sebagai buruh pabrik, namun masih terdapat sedikit warga yang bermata pencaharian sebagai peternak, hal ini karena warga masih memiliki lahan yang cukup luas dan ketersediaan pakan yang melimpah untuk kebutuhan ternak. Ternak yang dipelihara yaitu ayam, kambing, dan sapi. Kambing menjadi ternak yang digemari peternak karena pemeliharaannya yang mudah dan harga pasar yang stabil.

Kambing menghasilkan kotoran sebanyak 0,5 hingga 1 kg/ekor/hari. Dalam sebulan satu ekor kambing dapat menghasilkan kotoran 15 hingga 30 kg. Populasi kambing yang dimiliki warga bekisar 2-15 ekor kambing. Banyaknya limbah kotoran kambing yang ada belum diimbangi dengan pengolahan limbah yang tepat, sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Upaya menyelesaikan kondisi tersebut, mahasiswa TIM II KKN UNDIP 2021/2022 yang bernama Usama Ash Shidiqy Ikhsan dari Program Studi S1-Peternakan melakukan edukasi pemanfaatan limbah peternakan (kotoran kambing) menjadi pupuk kandang yang memilik nilai ekonomis. Sasaran dari kegiatan ini yaitu peternak kambing di Desa Tambakaji. Kegiatan edukasi ini dilaksanakan secara langsung (door to door) ke peternak menggunakan media leaflet pada 10 Agustus 2022 di RW 7 Kelurahan Tambakaji. Leaflet memiliki peranan sebagai alat bantu memudahkan peternak menerima informasi pada saat kegiatan berlangsung. Selain menggunakan leaflet, peternak juga diberikan video tata cara pembuatan pupuk kandang dari kotoran kambing. Video dibagikan melalui grup whatsapp peternak Desa Tambakaji, sehingga informasi dan proses pembuatan pupuk kandang dari kotoran kambing dapat tersampaikan secara detail dan jelas.

pupuk-peternak-62f7153208a8b565fa780032.jpeg
pupuk-peternak-62f7153208a8b565fa780032.jpeg
Pupuk kandang kotoran kambing merupakan pupuk organik yang bahan baku utamanya berupa kotoran kambing. Pupuk kotoran kambing sangat bermanfaat bagi tumbuhan karena memiliki kandungan unsur hara yang lengkap yang dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup tanaman, selain itu pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk dapat menjaga kesehatan lingkungan dan dapat menambah pendapatan peternak. Kotoran kambing tidak dapat diberikan langsung kepada tanaman karena mengandung ammonia yang bersifat panas yang mengakibatkan tanaman layu dan mati. Oleh karena itu dilakukan pengolahan pupuk dengan cara fermentasi menggunakan alat dan bahan yaitu karung, kotoran kambing, EM 4, air, dan molasses.

Tata cara pembuatan pupuk kotoran kambing cukup mudah dengan cara menyiapkan kotoran kambing (50 kg), kemudian mencampurkan 1 tutup botol EM 4, 50 gram molasses dan 2,5 liter air, lalu larutan yang sudah tercampur disemprotkan ke kotoran kambing secara merata, kemudian kotoran kambing dimasukkan kedalam karung dan disimpan ditempat teduh hingga 14 hari dan angin anginkan terlebih dahulu pupuk kandang sebelum digunakan. Pupuk yang baik memiliki ciri-ciri aroma tidak menyengat, warna coklat kehitaman, dan tidak menggumpal saat dikepal. Pupuk kotoran kambing memiliki kelebihan mempercepat pertumbuhan tanaman dan menyuburkan tanah, memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang baik bagi tanaman, tidak memiliki efek samping bagi tanah dan tamanan, dan memiliki daya ikat ion yang tinggi.

Kegiatan edukasi berjalan dengan lancar dan memperoleh respon positif dari peternak. Harapan dari adanya edukasi ini peternak dapat mengolah limbah peternakan menjadi pupuk yang memiliki nilai ekonomis sehingga dapat menambah pendapatan peternak dan terciptanya lingkungan peternakan yang sehat.  

Penulis : Usama Ash Shidiqy Ikhsan, S1-Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

DPL      : Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M., M.A.

Lokasi   : Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun