Malam akan selalu gelap di setiap harinya
Saat mentari sudah berpulang keharibaan kuasa
Dan awan telah tertutup kabut hitam
Hanya akan ada dingin yang mengeramÂ
Menguras jari jemari yang basah karena kelu
Atau bibir yang kering karena dimakan angin lalu
Suasana sepi dengan gemercik air dari balik bilik bambu
Memecah sunyi yang menyingkap kelabu
Dan lagi-lagi malam akan menjadi waktu diamnya
Dari keramaian yang biasa kulalui ketika siangnya
Tapi, bukan untuk kali ini
Karena rupanya bulan telah kembaliÂ
Bulan yang cantik dengan kesempurnaan cahyanya
Meskipun tak sekuat mentari
Tapi begitu sejuk untuk seorang hati
Yang lama bersemedi di dalam sukma
Bulan yang indah
Tapi ia malu
Malu untuk merekah
Padahal senyumnya begitu manis seperti madu
Bulan jangan lagi malu untuk tersenyum...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H