November menjadi awal dari sebuah kisah
Yang kuhindari dari pertemuan itu
Karena aku takut akan ada luka yang kembali basah
Dan terasa lebih perih karena tersiku
Sebab, mengobati luka tidak semudah membalikkan telapak tangan
Habis kering lukanya, akan ada bekas guratan
Menghitam dan mengerak di permukaan
Menjadi bukti dari kebiadaban sepasang insan
Dan ketika aku kembali membuka hati
Aku izinkan rasa itu memasuki ruang lama
Yang telah tertutup sepanjang masa
Sejak tak kenal dengan makna sebuah janji
Karena jemari hanya menjadi kiasan dari cinta yang suci
Dan akan kembali pada hakikatnya sendiri
Bahwa cinta tidak akan pernah bertahan
Tanpa adanya kesadaran
Lalu, setelah kita bertukar pikiran
Kita memintal benang biru sebagai sulaman
Yang kita bentangkan sepanjang hari
Dan pada akhirnya, kini telah kita lipat dalam peti mati
Sesingkat itu cerita di awal November?
Tanpa adanya penjelasan, kau lemparkan kataÂ
Bahwa aku yang berubahÂ
Sementara, dirimu tidak pernah bertanya
Mengapa?Â
Atau memang kita yang sama-sama mengedepankan ego
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H