Meski kerap dihindari, tetapi hal ini sulit terelakkan di kalangan mahasiswa. Mahasiswa yang mengalami gangguan tidur, cenderung mengonsumsi makanan dengan lemak tinggi dan berkalori.Â
Sehingga, menimbulkan rasa malas yang berlebihan pada diri mahasiswa tersebut, seperti jarang berolahraga. Kemudian hal ini terungkap bahwa mahasiswa adalah sebuah kelompok muda yang rentan terkena obesitas, disebabkan yang oleh perubahan pola hidup.
3. Depresi
Penyimpangan pola tidur dapat mengakibatkan mahasiswa mengalami depresi karena kurangnya waktu tubuh dan otak untuk beristirahat. Sebuah studi menyatakan presentase sebanyak 17,3% dan 19,7% dari total keseluruhan mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian, secara berturut-turut mengalami cemas dan berujung pada tingkat depresi.Â
Hal tersebut, menjadikan depresi di urutan kedua dengan presentase 22,9% dalam barisan kondisi kesehatan kronis di Indonesia akibat kurangnya waktu tidur.
4. Penurunan Sistem Imun
Waktu tidur yang kurang dan tidak teratur dapat menyebabkan penurunan sistem imun. Padahal, kesehatan adalah faktor utama dalam melakukan segala aktivitas sehari-hari seorang mahasiswa.Â
Kekurangan waktu tidur tesebut, menyebabkan tubuh menjadi rentan terkena penyakit, dimana ketika kadar protein C-Kreatif (CPR) dalam tubuh meningkat akan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah karena penumpukan plak di arteri jantung.
5. Akademisi Menurun
Selain akibat-akibat di atas, penurunan prestasi atau indeks nilai mahasiswa adalah akibat yang paling dominan terjadi. Sebab, kekurangan waktu tidur yang dialami mahasiswa menyebabkan fungsi otak menurun karena tubuh telalu lelah dan lesu.Â
Alhasil, konsentrasi menurun dan mengakibatkan daya pikir otak menjadi tidak optimal saat aktivitas perkuliahan berlangsung. Hal ini juga telah dibuktikan dengan penelitian yang mengatakan bahwa gangguan tidur (insomnia) dapat menyebabkan kemampuan berpikir menurun.