Aku bertanya pada muka cermin, tapi tak diberinya satu solusi
Lalu, awan menghampiriku dengan membawa kabar
Dalam amplop putih lusuh berbingkai perangko
Bukan sepucuk surat yang diterbarnya
Melainkan, sepenggal kata dalam diagnosis sebuah wabah
Yang menjadi peninggalan terakhir sebelum ia pergi
Kini, aku benar-benar ditinggal seorang diri
Hanya mampu menangisi nasib dari kejauhan
Sebab, kekasihku telah dikremasi dalam peti kematian
Tuan, padahal kami telah membuat sebuah janji
Jatuh bertepatan di hari kemerdekaan 17 Agustus
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!