Mohon tunggu...
Devy Arysandi
Devy Arysandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remahan Rakyat

Masih memanusiakan manusia dengan cara manusia hidup sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puja Abdi pada Ibu Pertiwi

18 Agustus 2021   20:47 Diperbarui: 18 Agustus 2021   20:49 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bertanya pada muka cermin, tapi tak diberinya satu solusi

Lalu, awan menghampiriku dengan membawa kabar

Dalam amplop putih lusuh berbingkai perangko

Bukan sepucuk surat yang diterbarnya

Melainkan, sepenggal kata dalam diagnosis sebuah wabah

Yang menjadi peninggalan terakhir sebelum ia pergi

Kini, aku benar-benar ditinggal seorang diri

Hanya mampu menangisi nasib dari kejauhan

Sebab, kekasihku telah dikremasi dalam peti kematian

Tuan, padahal kami telah membuat sebuah janji

Jatuh bertepatan di hari kemerdekaan 17 Agustus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun