Sistem pendidikan menjadi bidang yang sangat terdampak pada pandemi Covid-19 ini. Dimana seluruh aspek pendidikan merasakan kesulitan dalam melangsungkan proses pembelajaran karena kekhawatiran akan kasus Covid-19 yang semakin meningkat.
Adapun langkah yang telah digunakan untuk tetap memberikan pendidikan kepada anak-anak dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19, yakni dengan mengalihkan proses pembelajaran sebelumnya yang berbasis luring menjadi berbasis daring.
Bermodalkan buku-buku elektronik, sumber belajar digital, seperti pemaparan materi melalui video dan pembelajaran di kelas yang dialihkan melalui zoom atau google meet. Disertai juga dengan pemberian kuis secara terstruktur, guna memantapkan pemahaman pelajar dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Di dalam proses pengalihan tersebut, dibutuhkan langkah perspektif dan persuasif dari lingkungan, terutama orang tua sebagai pihak terdekat dengan anak-anak. Mau tidak mau, para orang tua harus mau turun tangan dalam menghadapi anak-anaknya selama proses belajar dari dan melalui platform yang telah ditentukan.Â
Sebab, urgensi yang mengharuskan keadaan berubah 180 derajat seperti saat ini, sangat membutuhkan peran serta dari seluruh pihak, yakni pihak sekolah, pelajar, dan orang tua, serta lingkungan pembelajaran.Â
Selain itu, diperlukan tempat dan waktu yang kondusif untuk memberikan rasa nyaman bagi anak-anak yang terbiasa dengan kelas teratur dan tertib.
Komunikasi adalah kunci untuk mencegah miskomunikasi di tengah isolasi.
Saatnya Bergerak Membangun Negeri
Peran para volunteer dalam meningkatkan kesadaran pendidikan di tengah masyarakat, terutama terkait situasi New Normal yang sudah mulai direalisasikan adalah dengan memberikan gerakan yang nyata untuk mau terjun mengambil peran dalam memberikan asupan moril maupun materil terkait pembelajaran anak-anak sekolah.
Kami sebagai volunteer akan memberikan arahan berupa sosialisasi yang dilakukan dari kedua sisi.Â
Sebab, fakta di lapangan menunjukkan keadaan yang ironis dengan ditemukannya sikap apatis dari mayoritas penduduk, terutama anak-anak sekolah yang kurang termotivasi untuk belajar, bahkan tidak sedikit dari mereka yang memilih bermain di sela-sela bersekolah dengan hanya menitipkan absen dengan istilah "setor muka" jika diabsen satu per satu. Tentunya, hal ini akan sangat memperburuk kualitas pendidikan dan menurunkan tingkat kecerdasan anak-anak.