Revolusi industri membawa kemajuan bagi perkembangan teknologi di dunia, termasuk teknologi di bidang pendidikan. Pada abad ke-21, seperti saat ini kecakapan teknologi dalam pemenuhan tuntutan di masa modernisasi menjadi suatu keharusan bagi para pegiat pendidikan. Mengingat pandemi yang memasuki babak baru dalam perkembangannya, kita sudah harus membuka mata dan telinga untuk melihat dan mendengar pandangan serta saran yang baik untuk ke depannya.
Gempita Tahun 2020 Bagi Pendidikan Indonesia
Awal Maret di tahun 2020, menjadi catatan bersejarah dalam pendidikan Indonesia. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, menorehkan cerita tersendiri bagi setiap orang, tidak terkecuali para pelajar. Wajah ceria nan sumringah yang biasanya menghiasi di sudut bibir tatkala menyambut matahari terbit, seketika pupus dan terbenam.Â
Euforia sebagai seorang pelajar dengan membawa semangat yang diagungkan, harus ditinggalkan sampai batas pintu rumah. Tas dan sepatu yang terbiasa bersanding bersama, kini menjadi pajangan hampa di penjuru ruangan.Â
Melamun, menunggu kepastian kapan pandemi berakhir dan mengizinkan kami untuk membuka pintu kelas kembali. Bersama-sama membangun pondasi untuk mempertahankan generasi, demi masa depan yang gemilang di kemudian hari.
Siapa sangka, kemeriahan tahun baru menjadi hari akhir kebebasan bagi penduduk negeri. Suara dentuman petasan dan kembang api yang mengakhiri tahun dan mengawali tahun, merupakan awal di setiap lembaran yang kita jalani saat ini.
Pengalaman sebagai Guru Terbaik
Saya sendiri menjadi salah satu alumnus pertama lulusan Corona yang menamatkan sekolah karena pandemi. Saat itu pemerintah memutuskan untuk memberhentikan sekolah tatap muka, kami sebagai pelajar merasa kebingungan.Â
Sebab, masih adanya Ujian Nasional yang harus dilaksanakan, membuat kami dirundung dilema.Â
Pembelajaran dihentikan secara berkala dalam kurun waktu dua minggu, sebelum akhirnya diputuskan penghapusan Ujian Nasional secara menyeluruh.
Jangka waktu yang singkat sebelum ujian, sempat menimbulkan polemik di antara civitas akademika. Terdapatnya perbedaan argumen dalam hal penghapusan Ujian Nasional, mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan ultimatum darurat dengan memperhatikan segi terpenting dalam pendidikan.
Kondisi yang tidak memungkinkan telah melahirkan citra baru pendidikan. Peralihan metode pembelajaran dari sistem luring diubah menjadi berbasis daring. Dalam hal ini diperlukan tahapan adaptasi yang sedemikian rupa. Mulai dari pendidik, pelajar, sarana, maupun prasarana penunjang lainnya.
Saat itu, saya sebagai seorang pelajar merasakan pengalaman pertama, bagaimana menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan platform digital. Saat itu, kami menggunakan Zoom Meeting dan Google Meet untuk menggantikan kelas.
Tentunya, sangat berbeda dan jauh sekali dari rasa belajar yang sesungguhnya. Kondisi kelas yang tidak menarik membuat penyampaian materi menjadi suatu hal yang membosankan. Tidak sedikit dari pelajar yang sedang melangsungkan kegiatannya, sengaja mematikan kamera agar tidak ketahuan oleh guru. Bahkan, lebih parahnya mereka keluar dari ruangan rapat tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hanya menitipkan absen melalui presensi atau Google Formulir, setelah itu berlanjut dengan kesibukan masing-masing. Pengakuan ini saya dapatkan dari teman-teman saya sendiri dan orang-orang di sekitar, termasuk saya sendiri.
Langkah Seribu untuk Memperbaiki Kekurangan
Melihat ketidakefektifan pembelajaran, pihak guru melakukan peninjauan ulang terhadap platform digital yang dirasa lebih mumpuni dan menarik. Salah satu platform digital yang terpilih adalah Edmodo.Â
Edmodo merupakan platform pembelajaran berbasis digital yang diperuntukkan sebagai penggerak pendidikan. Baru-baru ini Edmodo menjadi salah satu Learning Management System (LMS) terbaik yang gratis alias tidak dipungut biaya dengan kelengkapan fitur di dalamnya.
Edmodo menyediakan berbagai macam fitur yang dapat digunakan oleh berbagai kalangan, mulai dari siswa, mahasiswa, guru, dan dosen. Bahkan, orang tua sebagai pihak di luar lingkup pendidikan disediakan fitur secara khusus agar dapat mengetahui rekam jejak pembelajaran anak-anaknya dan turut mengawasi perkembangannya.
Fitur yang tersedia dalam Edmodo, antara lain Parent Code, Award Badge, Polling, Assignment, Gradebook, Quiz, File and Link, dan Library. Aplikasi Edmodo sendiri didirikan pertama kali pada tahun 2008 atas gagasan Nicolas Brog dan Jeff O'Hara. Saat ini, Edmodo menjadi salah satu pilihan terbaik untuk sarana pembelajaran di masa pandemi dengan pengguna terbanyak di seluruh Tanah Air.
Memulai Kembali dengan Semangat Baru
Hadirnya gerakan digitalisasi sudah menjawab tantangan di masa pandemi saat ini, kita juga harus turut serta membantu dengan berinovasi menciptakan terobosan baru. Berbagai cara dapat kita pilih untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk pendidikan. Berpaham literasi yang independen dengan ide-ide segar di dalamnya. Kita dapat dan mampu untuk berdiri melawan keterbatasan dengan belajar dari sekitar kita dan untuk kita.
Salam Literasi
Devy Arysandi