Mohon tunggu...
Usaid Abdulloh
Usaid Abdulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Halo, saya Abdulloh, penulis di situs abdulloh13.my.id. Saya adalah seorang pecinta literasi dan teknologi, dan situs ini merupakan wadah di mana saya berbagi pandangan, pengetahuan, dan panduan seputar topik yang saya gemari. Dengan latar belakang dalam dunia teknologi informasi dan minat yang mendalam dalam tulisan kreatif, saya mencoba menggabungkan keduanya di situs ini. Di sini, Anda akan menemukan artikel-artikel informatif tentang perkembangan teknologi, panduan praktis, serta refleksi pribadi yang dihimpun dari pengalaman hidup. Saya percaya bahwa pembelajaran adalah perjalanan tanpa akhir, dan situs ini adalah upaya saya untuk terus belajar dan berbagi dengan komunitas yang lebih luas. Mari bersama-sama menjelajahi pengetahuan, inspirasi, dan gagasan yang dapat membantu kita tumbuh dan berkembang. Terima kasih telah bergabung dalam perjalanan ini. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berdiskusi lebih lanjut. Salam hangat, Abdulloh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nuansa di Akhir September

8 Oktober 2023   15:20 Diperbarui: 8 Oktober 2023   15:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nuansa di akhir bulan September,

Aku bukanlah seorang ahli telepati,
Yang mampu membaca pikiranmu dari jauh.

Namun, aku merangkul bayangan tangismu,
Di saat subuh tak bisa meredakan kegelisahanmu.

Baca juga: Menggapai Impian

Kita seperti dua roda karet,
Tak harus selalu sejalan, tapi tetap berjalan bersama.

Tak ingatkah kita? Saat aku berperan sebagai badut,
Hanya untuk melihat senyummu, dan menciptakan kebahagiaan.

Tapi apakah kau masih ingat awalnya?
Kisah picisan yang kita ciptakan,
Di mana kau adalah korban dari kurangnya rasa syukur,
Sementara aku tersangka dengan kebenaranku.

Baca juga: Keabadian Cinta

Namun alam akan menjadi saksi dari realitas sejati,
Biarkan mulut-mulut berbicara, menyambung setiap episode drama kita.

Aku akan membiarkan takbir memuji ahlakmu yang indah,
Wahai ibu dari anak-anak do'aku.

Lihatlah di atas, pecahan bulan menggantung di langit malam,
Memberikan isyarat, agar kita berbenah dari masa lalu.

Ketahuilah, kau masih tinggal di taman pikiranku,
Biarkan nuansa di akhir September ini selalu terasa dengan namamu.

Jadi, tak perlu lagi menanyakan pertanyaan yang kau tahu jawabannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun