Mohon tunggu...
Ismail Marzuki
Ismail Marzuki Mohon Tunggu... Dosen - Hidup ini layaknya cermin, apa yang kita lalukan itulah yang nampak atau kita hasilkan

Memiliki banyak teman adalah kebahagiaan yang tak terkira. Senyum selalu dalam menjalani hidup akan memberi makna yang membekas dalam tiap bait hari-hari

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Belajar dari Prof. Rully

16 Maret 2024   18:41 Diperbarui: 16 Maret 2024   18:43 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Irma Risdiyaa 

Aku baru saja selesai bersih-bersih halaman. Rumuput yang sudah panjang akhirnya bisa aku rapikan lagi. Rupanya ada hasil yang aku dapatkan pagi ini-membersihkan halamanku. Sediki tidak ini sebagai kemajuan atas kegalauan yang aku rasakan tiga hari ini. Benar kata orang bijak, jika hati merindu atau tersakiti, bagian yang lain akan lumpuh dengan sendirinya.

Nafasku sudah terengah-engah. Tenggorokankku masih kering. Tanganku juga sudah memar. Rasanya, aku langsung berbaring di bantal dan karpet yang sudah aku bawa. Tapi, aku melihat leptopku di atas meja masih terbuka. Akhirnya aku putuskan untuk membuka leptop.

Aku buka Youtobe sekedar untuk hiburan. Aku buka Chanel Prof. Muji yang sudah beberapa minggu ini sangat menginspirasiku tentang kemampuan riset, kesederhanaan dan konsistensinya dalam menulis dan meneliti. Aku menemuka kata Prof. Rully Charitas Indra Prahmana di chanel beliau yang berasal dari Medan yang sekarang menjadi dosen tetap di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Aku tertarik karena beliau dinobatkan sebagai Profesor muda yang mendapatkan gelar dalam umut 35 tahun. Menurutku itu amazing.

Aku ketik nama Prof. Rully Charitas Indra Prahmana di Youtobe. Aku akhirnya menemukan vodeo yang isinya beliau menceritakan dirinya. Mulai dari keluarga, pendidikan, rumah tangga, kepenulisan dan karier. Aku menaruh asumsi setiap orang hebat pasti punya cerita hebat dibelakangnya. Ternyata aku mendapatkan semuanya. Beliau tidak menyembuyikan satupun dari proses yang ia lalui.

Aku ingin memberitahukan kepada teman-teman melalui tulisan ini tetang energi yang mengantarkan beliau menjadi guru besar diumur yang sangat muda. Inilah beberapa pernyataan yang menjadi energi beliau selama ini yang menjadikannya seorang guru besar di umur 35 tahun.

"Tidak ada pilihan yang salah, yang salah adalah orang yang tidak memaksimalkan pilihan yang dia buat."

Menurut beliau, ketika kita memilih sesuatu maka tugas kita adalah memaksimalkan usaha. Memilih memang mudah sekali. Tetapi bertahan dalam proses, itulah yang paling sulit. Perlu diketahui, setiap hal itu punya konsekuensi. Untuk mencapai pada puncak pencapaian yang sudah dipilih, maka tuntaskan semua dan bertahan sampai pilihan itu menghasilkan.

Dalam menempuh pendidikan baik S1, S2 dan S3, beliau punya berpronsip,

"Saya tidak pintar, tetapi saya tidak mau lama-lama. Semakin lama saya menyelesaikann studi saya, maka semakin lama saya menelantarkan keluarga saya."

Menurut beliau, pintar itu memang penting. Tetapi, ada yang lebih penting dari sekedar mendapatkan IPK tinggi yaitu lulus secepat mungkin. Kuliah selalin meningkatkan kemampuan tetapi juga bersifat konsumtif yaitu mengeluarkan biaya selama menempuh pendidikan tersebut. Oleh karena itu, alangkah baiknya produtif dan konsumtifnya harus sejalan. Semakin lama selesai kuliah, maka semakin terbeban pikiran keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun