Saat menjadi  bayi,
Cinta berwujud kehausan akan kenikmatan air susu ibu
yang mengalir dalam setiap dekapan dan kehangatannyaÂ
hingga terpuaskan, lalu terlelap dalam mimpi-mimpi
Saat menjadi anak,
cinta berwujud manisan, jajanan, dan mainan
hati dipenuhi dengan dunia main-main
kadang harus terisak-isak seharian karena main tidak dilakukan
Saat menjadi remaja,
cinta berwujud hiburan, Â pertemanan, dan ketertarikan
dunia seperti milik sendiri, selama itu bisa terhibur dan terpuaskan
semua bisa dilewatkan tampa ketakutan
Saat menjadi dewasa,
cinta dipenuhi dengan pikiran-pikiran
tak sedikit berpikir bagaimana hidup mapan, punya kerjaan dan pasangan
harapannya semua bisa dipersandingkan dan menjadi kebahagiaan
Saat menjadi suami-istri,
cinta berubah menjadi tanggung jawab
tidak lagi mengharapkan indahnya kata-kata
namun keinginan saling memahami dan menerima apa adanya
Saat menjadi Bapak-Ibu,
Cinta berfokus pada anak dan masa depan mereka
perasaan dan pikiran terpenuhi oleh cita-cita dan doa
sampai kedewasaan menjemput mereka
Saat  menjadi kakek-nenek,
cinta berpindah ke cucu-cucu melebihi cinta kepada anak
rindu bila berjauhan, ceria bila berdekatan
sampai dunia memikunkan sang pencintanya
Cinta akan terus hadir,
beringkarnasi melintasi dinding-dinding hati
orang-orang yang saling menerima dan saling mengikhlaskan dalam kehidupan
meski dunia tidak lagi bisa ditatap atau telah memasuki lahad.
Sorong. Papua Barat Daya, 12 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H