Mohon tunggu...
Putrisari Oktaviani Gustiarti
Putrisari Oktaviani Gustiarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pariwisata

Sebagai mahasiswa prodi pariwisata yang memiliki minat dibagian wisata alam dan kegiatan alam lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gunung Api Purba Nglanggeran Daya Tarik Tanpa Celah?

6 Desember 2022   09:27 Diperbarui: 6 Desember 2022   09:33 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal dengan salah satu destinasi wisata Nglanggeran yang ditetapkan sebagai desa wisata terbaik oleh UNWTO pada tahun 2021 silam. Tentu saja untuk mendapatkan prestasi ini, mereka para pengelola serta warga sekitar melewati waktu yang cukup panjang.

 

Berawal dari profesi petani, penjual kayu, dan penambang batu yang hanya memanfaatkan sumber daya yang ada, lama kelamaan para warga sadar akan ketidak berlanjutannya sumber daya yang yang tersedia serta membuat alam yang mereka miliki menjadi tidak indah. Maka gunung batu purba yang mereka miliki yang pada awal mulanya gersang tanpa pepohonan ini disulap oleh warga sekitar khususnya para pemuda karang taruna aktif melakukan penanaman sehingga dari yang awalnya lahan tambang menjadi gunung api purba yang asri dengan pepohonan. Dengan ini alam yang mereka miliki menjadi lebih terjaga keseimbangannya dengan manusia. Selain itu alam mereka menjadi lebih lestari dan tetap memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat. Hal ini juga yang menjadikan Nglanggeran sebagai destinasi wisata yang mengusung pariwisata berbentuk ekowisata.

 

Sebagai destinasi yang menjalankan konsep ekowisata tentu saja banyak prinsip ekowisata yang mereka jalankan sehingga mendukung destinasi wisata Nglanggeran ini bisa meraih prestasi yang mereka miliki saat ini. Tersedianya banyak atraksi yang mereka miliki khususnya alam dilengkapi dengan atraksi budaya, dengan akses yang sudah baik dan mudah dijangkau, dan tak lupa fasilitas-fasilitas yang disediakan sudah memadai. Dengan beberapa hal tersebut destinasi wisata Nglanggeran sudah memenuhi 7 prinsip ekowisata menurut TIES (The International Ecotourism Society) dimana pengelola dan masyarakat sudah sadar dan menghargai lingkungan yang mereka miliki.

 

Namun tentu saja mereka tidak langsung berpuas diri dengan hal tersebut. Hal ini dibuktikan dengan gencarnya pengembangan yang terus dilakukan oleh pengelola. Yang menjadi fokus utama mereka untuk dikembangkan yaitu pengembangan destinasi wisata yang meliputi peningkatan kualitas infrastruktur pendukung dan pengembangan sumber daya manusia yang mereka miliki, pengembangan kelembagaan yang mendukung perencanaan pariwisata secara bottom up dimana menjadikan masyarakat memiliki kontribusi yang cukup besar, pengembangan pembangunan industri wisata seperti UMKM hasil olahan masyarakat, dan pengembangan pemasaran yang mereka jalankan berupa promosi destinasi wisata ini.

 

Namun dengan gencarnya pengembangan yang mereka lakukan tentunya diperlukan sebuah upaya monitoring yang harus rutin dilakukan pada daya tarik wisata yang mereka tawarkan. Hal ini karena salah satu celah yang saya temukan terdapat pada track pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran dimana terdapat banyak fasilitas yang sudah tidak layak dan dapat membahayakan wisatawan. Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan daya tarik utama dari Ekowisata Nglanggeran yang terletak di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul ini berada di Kawasan pegunungan baturagung yang memiliki ketinggian 700 mdpl ini menyajikan pegunungan karst purba dengan pemandangan alam yang menakjubkan serta cerita budaya dan legenda berbalut mistis ini yang membuat Gunung Api Purba Nglanggeran menarik wisatawan untuk datang terkhusus pada wisatawan yang menyukai petualangan karena di gunung ini mereka dapat melakukan kegiatan tracking serta mereka juga bisa melakukan camping di puncak Gunung Api Purba Nglanggeran ini.

 

Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran | Dokumentasi Pribadi
Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran | Dokumentasi Pribadi

 

Untuk melakukan kegiatan tracking dan camping tentu saja wisatawan membutuhkan fasilitas penunjang keselamatan mereka saat melakukan kegiatan di Gunung Api Purba Nglanggeran ini. Hal ini juga yang dapat menentukan kualitas suatu destinasi wisata dan kepuasan wisatawan terhadap destinasi tersebut. Memang mereka sudah menyediakan fasilitas pendukung di jalur track seperti tangga pendakian, penunjuk arah, batas keamanan, jembatan penghubung, dan fasilitas lainnya. Namun sepertinya mereka belum melakukan monitoring yang berkala terhadap track yang mereka sediakan ini. 

Hal ini ditunjukan dengan track yang merupakan jalur wisatawan menuju puncak tertutupi banyak dedaunan yang tampak tidak pernah dibersihkan dan track yang beberapa berbentuk anak tangga serta bebatuan ini apabila saat hujan maupun setelah hujan dapat menyebabkan track menjadi licin dan akan berbahaya bagi wisatawan. 

Di beberapa titik track pun terdapat pula fasilitas berupa jembatan penghubung yang tidak terawat dan keamanannya tidak terjamin karena kayunya beberapa sudah keropos, atau besi jembatan sudah berkarat. Selain itu saat berada di track kita akan sulit menemukan tempat sampah yang menyebabkan wisatawan membuang sampah sembarangan. Selain itu saya juga banyak menemukan bekas spot selfie yang tidak terawat dan malah merusak pemandangan serta lingkungan di track tersebut. Tentu saja untuk kedepannya ini bisa menjadi hal yang buruk untuk kelanjutan destinasi wisata ini baik secara sosial maupun lingkungan. 

 

Maka dengan ini monitoring menjadi salah satu Langkah yang penting untuk dilakukan pengelola terhadap objek wisata yang mereka miliki. Nglanggeran memang sudah menerapkan prinsip ekowisata yang ada namun implementasi terhadap objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini dirasa kurang maksimal. Prinsip ekowisata berupa kepekaan terhadap situasi sosial saya rasa tidak berimbang dengan fakta yang ada di track pendakian dimana wisatawan akan terbayang-bayang oleh keselamatan diri mereka. Lalu tidak tersedianya tempat sampah dan bekas spot selfie ini sangat tidak sesuai dengan prinsip ekowisata yaitu mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan sadar terhadap lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus tentu akan memberikan dampak yang buruk terhadap objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini.

 

Sehingga untuk menjaga prestasi yang dimiliki oleh Ekowisata Nglanggeran ini pengembangan objek wisata yang mereka canangkan tentu saja harus benar-benar dilaksanakan sebaik mungkin khususnya di Gunung Api Purba Nglanggeran yang mereka miliki. Karena apabila prinsip ekowisata yang sudah mereka terapkan terlaksana secara maksimal keberlanjutan destinasi wisata ini akan lebih terjamin dimasa depan. Gunung Api Purba Nglanggeran yang menjadi daya tarik utama ekowisata ini perlu untuk dimonitoring lebih berkala dengan upaya-upaya mengurangi dampak-dampak  negatif yang mungkin terjadi terutama pada dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Gunung Api Purba Nglanggeran ini.

 

Referensi

 

Tiani, Intan M., Baiquni, M. (2018). Penerapan Prinsip Ekowisata di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Jurnal Bumi Indonesia. 7. 1-9. Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/260761-none-f1425a1c.pdf

 

Hermawan, H. (2021). Pengaruh Daya Tarik Wisata, Keselamatan, dan Sarana Wisata terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Wisatawan: Studi Community Based Tourism di Gunung Api Purba Nglanggeran. Media Wisata, 15(1). https://doi.org/10.36276/mws.v15i1.57

 

Sucahyo, N. (2021, Desember 6). Desa Wisata Nglanggeran : Jalan Panjang Meraih Penghargaan UNWTO. VOAIndonesia.com. Diakses dari https://www.voaindonesia.com/a/desa-wisata-nglanggeran-jalan-panjang-meraih-penghargaan-unwto-/6346220.html

 

Masterplandesa. (2020). Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran dengan Konsep Ekowisata. Diakses 4 Desember 2022 dari https://www.masterplandesa.com/desa-wisata/pengembangan-desa-wisata-nglanggeran-dengan-konsep-ekowisata/

 

Gunungapipurba. (2015). Sejarah Pengelolaan. Diakses 4 Desember 2022 dari http://gunungapipurba.com/pages/detail/sejarah-pengelolaan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun