Mohon tunggu...
Fery Irfan Nurrahman
Fery Irfan Nurrahman Mohon Tunggu... -

A student in Sepuluh Nopember Institute of Technology in Program Study Urban and Regional Planning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Participatory Rural Appraisal, Sebuah Teknik Evaluasi Partisipatif

14 Juni 2013   08:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:03 11486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membahas sebuah teknik evaluasi, tidak ada salahnya untuk mengetahui apa sebenarnya makna dari evaluasi itu sendiri. Menurut Dunn (dalam Riant, 2004), istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment). Evaluasi berkaitan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat kebijakan/ program. Selain itu, evaluasi juga memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Jadi, meskipun berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan lebih berkaitan pada kinerja dari suatu kebijakan, khususnya pada implementasi kebijakan publik.

Dalam melakukan evaluasi terdapat banyak metode atau teknik yang dapat digunakan. Penggunaan suatu teknik evaluasi ditentukan dari model program/kebijakan yang akan dievaluasi dan kriteria yang dipilih. Saat ini, salah satu teknik yang banyak digunakan dalam evaluasi adalah tekinik evaluasi dengan Participatory Rural Appraisal (PRA). Secara umum, teknik evaluasi ini dikembangkan sebagai langkah dari perubahan sebuah paradigma kebijakan dari masyarakat hanya sebagai objek kebijakan berubah menjadi subyek (berpartisipasi dalam kebijakan).

Pengertian Participatory Rural Appraisal (PRA)

PRA ada antara lain dilatarbelakangi oleh kritik para aktivis pengembangan dan pemberdayaan masyarakat terhadap penelitian dahulu yang lebih banyak memposisikan masyarakat sekedar sebagai obyek penelitian.

Lahirnya metode partisipasi masyarakat dalam pembangunan dikarenakan adanya kritik bahwa masyarakat hanya diperlakukan sebagai obyek, bukan subyek. Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan perkembangan dari metode-metode terdahulu, diantaranya teknik Rapid Rural Appraisal (RRA) yang kurang dalam mengajak stakeholder untuk berpartisipasi dalam program atau kebijakan (Chambers, 1992).

Jadi, PRA adalah teknik yang memungkinkan masyarakat untuk turut serta dalam membuat tindakan nyata rencana, pengawasan, dan evaluasi kebijakan yang berpengaruh pada kehidupannya. PRA bukan hanya terdiri dari riset, melainkan juga perencanaan (partisipatif), monitoring, dan evaluasi. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam proses program, program itu akan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tingkat kepedulian masyarakat  dalam menjalankan program/kebijkan akan lebih tinggi.

Prinsip-prinsip PRA

Berikut adalah prinsip-prinsip gabungan menurut Adimihardja & Hikmat (2003) serta Bhandari (2003):

1.Masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek.

2.Orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku.

3.Peneliti memposisikan dirinya sebagai insider bukan outsider.

4.Fokus pada topik utama permasalahan.

5.Pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan indikator sosial (indikator evaluasi partisipatif). Kemampuan masyarakat ditingkatkan melalui proses pengkajian keadaan, pengambilan keputusan, penentuan kebijakan, peilaian, dan koreksi terhadap kegiatan yang dilakukan.

6.Keterlibatan semua anggota kelompok dan menghargai perbedaan.

7.Konsep triangulasi. Untuk bisa mendapatkan informasi yang kedalamannya dapat diandalkan, bisa digunakan konsep triangulasi yang merupakan bentuk pemeriksaan dan pemeriksaan ulang (check and recheck).

8.Optimalisasi hasil.

9.Fleksibel dalam proses partisipasi.

Teknik dalam melakukan PRA (Bhandari, 2003)

Terdapat beberapa teknik utama didalam melakukan PRA, Bhandari, 2003 menyebutkan terdapat 7 jenis teknik utama yang dapat dilakukan, antara lain:

• Secondary Data Review (SDR) – Review Data Sekunder. Merupakan cara mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan maupun yang belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengetahui data manakah yang telah ada sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan.

• Direct Observation – Observasi Langsung. Direct Observation adalah kegiatan observasi secara langsung pada obyek masyarakat atau komunitas. Tujuannya adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawaban yang disebutkan oleh masyarakat.

• Semi-Structured Interviewing (SSI) – Wawancara Semi Terstruktur. Adalah wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang masih mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan, karena pertanyaan bersifat memberikan umpan bagi responden untuk memberikan jawaban yang lebih detail. SSI dapat dilakukan kepada beberapa jenis responden yang dianggap mewakili informasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani, dan pejabat setempat.

• Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk membuat gambaran kondisi sosial-ekonomi masyarakat, misalnya gambar posisi pemukiman, sumber-sumber mata pencaharian, peternakan, jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil gambaran ini merupakan peta umum sebuah lokasi yang menggambarkan keadaan masyarakat maupun lingkungan fisik

• Pencatatan Alur Sejarah. Teknik pencatatan alur sejarah ini adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu lampau sampai keadaan sekarang dengan persepsi dari komunitas/masyarakat setempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai topik-topik penting di masyarakat yang nantinya dapat dituangkan kedalam program.

• Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh masing-masing institusi dalam kehidupan masyarakat serta untuk mengetahui harapan-harapan apa dari masyarakat terhadap institusi-institusi tersebut.

• Focus Group Discussion – Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik ini berupa diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus secara mendalam. Tujuannya untuk memperoleh gambaran terhadap suatu masalah dari misalnya program tertentu dengan lebih rinci serta melakukan evaluasi terhadap program tersebut.

Tahap Penerapan PRA dalam Evaluasi Kebijakan/Program

Tahapan didalam melakukan PRA secara umum dapat dibagai kedalam beberapa kegiatan sebagai berikut:


  1. Membangun kesepakatan untuk mengevaluasi bersama-sama. Secara detail dalam tahapan ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, meliputi: Penentuan latar belakang (apa yang akan di evaluasi); tujuan; biaya; waktu Tujuan dari diadakannya evaluasi; dan Pemilihan fasilitator
  2. Menetapkan  term of reference, meliputi: Pemilihan teknik dan pemilihan representasi wakil kelompok (stakeholder)
  3. Mengumpulkan dan menganalisa data, meliputi: Pemetaan wilayah dan kegiatan yang erat berhubungan dengan penilaian dampak program; Identifikasi permasalahan beserta potensi pemecahan masalah; dan Pemilihan pemecahan masalah

Kelebihan dan kekurangan PRA


  1. Masyarakat yang merupakan pelaku program kegiatan dapat berpartisipasi aktif. Tingkat kesesuaian programnya dengan kebutuhan masyarakat akan besar sehingga keberhasilan dan keberlanjutan (sustainability) program dapat terjamin.
  2. Teknik PRA memberi keseimbangan peran dan pola hubungan antara kelompok dominan dan kelompok yang terpinggirkan (ex: kaya dan miskin; pusat dan pinggiran).
  3. Metode dan teknik dalam PRA terus berkembang sehingga bisa timbul beberapa persepsi dalam penerapannya secara praktis.
  4. Butuh waktu yang tidak sebentar dan besarnya biaya.

Referensi

Adimihardja, K. &. H. H., 2003. Participatory Research Appraisal : Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Penerbit Humaniora.

Bhandari, B. B., 2003. Participatory Rural Appraisal. In: Kanagawa, Japan: Institute for Global Environmental Strategies (IGES), p. Module 4.

Riant, N. D., 2004. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

http://budidayaukm.blogspot.com/2011/09/metode-evaluasi-partisipatif-dengan-pra.html

http://malut.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=178:mengenal-participatory-rural-appraisal-pra&catid=28:buku&Itemid=30

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun