Hasil imbang lawan Laos di kandang dan kekalahan 0-1 dari Vietnam jelas bikin banyak orang skeptis sama Timnas Indonesia. Apalagi Piala AFF selalu jadi ajang pembuktian yang rasanya kita belum benar-benar berhasil menaklukkan. Jadi, kalau ditanya sejauh mana Timnas bisa melangkah tahun ini? Jujur, rasanya berat buat berharap lebih, tapi bukan berarti mustahil.
Pertama, performa kita yang naik-turun bikin semuanya jadi tanda tanya. Seri lawan Laos - tim yang di atas kertas harusnya bisa kita kalahkan dengan mudah - itu sinyal ada masalah di kreativitas serangan. Juga di mental 'menganggap enteng lawan?'. Kalau lawan tim selevel Laos aja kita mentok, gimana lawan tim-tim yang lebih kuat? Kekalahan tipis dari Vietnam juga membuktikan bahwa kita masih sulit banget bersaing sama tim yang udah lebih matang secara strategi dan pengalaman.
Tapi, bola itu bundar, semuanya bisa berubah. Kalau Shin Tae-yong bisa bikin skuad lebih solid di lini belakang dan nggak kebanyakan buang peluang di depan, kita masih punya kans buat bikin kejutan. Apalagi, Timnas kita sekarang punya pemain-pemain muda berbakat yang, kalau diberi panggung yang tepat, bisa jadi senjata mematikan.
Ngomongin soal pemain, Pratama Arhan kayaknya bakal terus jadi sorotan. Dia nggak cuma bagus di pertahanan, tapi juga punya daya serang lewat lemparan jauh yang sering bikin bek lawan kerepotan. Terus ada Marselino Ferdinan, yang sekarang jadi salah satu gelandang muda paling menjanjikan. Dia punya visi main yang bagus dan nggak takut ambil risiko. Kalau mereka main konsisten, Timnas bakal punya peluang lebih besar.
Masalahnya, tim-tim kayak Vietnam dan Thailand masih jadi momok. Vietnam udah ngalahin kita di laga uji coba, dan Thailand? Mereka juara bertahan yang selalu tampil stabil. Kalau kita lolos dari fase grup dan ketemu salah satu dari mereka di semifinal atau final, itu bakal jadi ujian sesungguhnya. Jangan lupa juga sama Malaysia, yang walaupun nggak selalu tampil dominan, tapi selalu jadi lawan berat karena tekanan emosionalnya beda.
Jadi, apa Indonesia bisa juara? Secara realistis, itu tergantung dari seberapa cepat kita belajar dari kesalahan. Kalau masalah mental, konsistensi, dan penyelesaian akhir nggak dibenahi, ya semifinal udah jadi pencapaian luar biasa. Tapi kalau tiba-tiba ada keajaiban - pemain-pemain kunci tampil di performa terbaiknya dan Shin Tae-yong menemukan formula yang pas - optimisme kita bisa bikin sejarah masih besar.
Harapan itu masih ada, tapi kayaknya semua orang tahu, jalan buat sampai ke sana bakal panjang dan terjal. Piala AFF 2024 adalah soal apakah Timnas bisa keluar dari bayang-bayang kegagalan sebelumnya, atau justru terjebak di siklus yang sama. Kita lihat aja nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H