Namun, Utsman tak kunjung kembali. Rumor pun merebak: Utsman telah dibunuh oleh kaum Quraisy. Kabar ini menyulut kemarahan kaum Muslimin. Rasulullah SAWÂ pun mengajak para sahabat berbaiat untuk membalas kaum Quraisy. Baiat itu dikenal sebagai Baiatur Ridwan.
Namun, kenyataannya, Utsman tidak dibunuh. Ia akhirnya kembali dengan selamat. Kejadian ini menunjukkan bagaimana kabar yang tidak diverifikasi bisa memicu konflik besar.
Pelajaran Penting
Dua kisah ini mengingatkan kita pada bahaya hoaks. Kalau di masa Rasulullah SAW saja fitnah dan berita bohong hampir memecah belah umat. Apalagi di zi zaman sekarang, dampaknya akan lebih merusak. Karena itu, mari kita terapkan tabayyun atau klarifikasi setiap berita sebelum percaya atau menyebarkannya.
Hoaks mungkin beredar lebih cepat di era digital, tetapi prinsipnya tetap sama: kebohongan adalah senjata penghancur yang kuat. Dan tanggung jawab kita sebagai Muslim adalah menjadi penyaring, bukan penyebar. Sebab, kebenaran itu berat, tapi itulah yang selalu membawa keberkahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H