Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bijaklah saat Berbicara, juga Menulis

20 November 2024   08:20 Diperbarui: 20 November 2024   08:21 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto berbicara dengan bijak, sumber: dokpri, uripwid with ai


Lisan adalah anugerah yang dapat membawa manfaat besar, tetapi juga bisa menjadi sumber malapetaka jika tidak dijaga. Dalam salah satu hadis, Mu'adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, apakah kita diazab karena apa yang kita ucapkan?" Rasulullah SAW menjawab, "Bagaimana engkau ini wahai Mu'adz, bukankah seseorang tertelungkup dalam Neraka di atas wajahnya tidak lain karena sebab lisannya?" (HR At-Tirmidzi).


Peringatan ini menyadarkan kita betapa besar pengaruh ucapan dalam kehidupan, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Tidak mengherankan jika Sayyidina Ali bin Abi Thalib memberikan tujuh pesan penting tentang menjaga lisan, yang hingga kini tetap relevan dalam kehidupan modern. Mari kita renungkan pesan-pesan ini, agar lisan kita menjadi sumber kebaikan, bukan keburukan.


1. Jangan Bicara Tentang Hartamu di Hadapan Orang Miskin


Kemewahan yang dimiliki seseorang bisa menjadi kebahagiaan, tetapi tidak semua orang memiliki nasib yang sama. Berbicara tentang kekayaan di hadapan orang miskin bisa melukai perasaan mereka. Sayyidina Ali mengajarkan kita untuk peka terhadap kondisi orang lain. Sebagai gantinya, gunakan rezeki yang dimiliki untuk berbagi, sehingga kekayaan kita menjadi berkah, bukan beban bagi orang lain.


2. Jangan Bicara Kesehatanmu di Hadapan Orang Sakit


Kesehatan adalah nikmat yang sering kali baru disadari saat kita kehilangannya. Ketika berbicara tentang kesehatan di hadapan mereka yang tengah sakit, kita tanpa sadar bisa menambah beban batin mereka. Sebagai gantinya, tunjukkan empati dan dukungan. Kehadiran dan kata-kata yang menenangkan lebih berarti daripada berbicara tentang keistimewaan diri.


3. Jangan Bicara Kekuatanmu di Hadapan Orang Lemah


Setiap orang memiliki kelemahan, baik secara fisik maupun emosional. Ketika seseorang berada dalam kondisi lemah, mendengar tentang kekuatan orang lain bisa membuat mereka merasa kecil. Pesan ini mengingatkan kita untuk tidak menyombongkan diri, melainkan menjadi penopang bagi mereka yang membutuhkan dukungan.


4. Jangan Bicara Kebahagiaanmu di Hadapan Orang yang Sedih


Kesedihan adalah fase yang pasti dialami setiap orang, tetapi intensitasnya berbeda-beda. Bicara tentang kebahagiaan kita di hadapan mereka yang sedang berduka hanya akan memperburuk luka mereka. Alih-alih membanggakan kebahagiaan kita, jadilah pendengar yang baik. Kadang-kadang, diam adalah bentuk empati terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun