Tinjau riwayat kerjanya. Kandidat yang amanah biasanya punya reputasi baik dalam jabatan sebelumnya. Apakah dia pernah menjalankan amanah besar seperti memimpin lembaga atau organisasi dengan hasil memuaskan?
Pantau tindakannya, bukan hanya ucapannya. Kandidat yang amanah menunjukkan komitmen nyata, seperti merealisasikan program atau janji yang sudah pernah dibuat sebelumnya. Evaluasi juga cara pengelolaan dana. Jika kandidat pernah mengelola anggaran besar, periksa apakah penggunaannya tepat sasaran dan transparan.
3. Tabligh (Komunikatif dan Terbuka)
Perhatikan gaya komunikasi publiknya, apakah kandidat bisa menyampaikan ide dengan jelas dan mudah dipahami? Kandidat yang komunikatif biasanya mampu menjelaskan visi misinya dengan rinci, tanpa basa-basi yang berlebihan.
Amati keterbukaannya pada masyarakat. Kandidat yang memiliki sifat tabligh biasanya aktif berinteraksi dengan rakyat, baik melalui kunjungan lapangan maupun diskusi terbuka. Uji juga responsnya terhadap kritik, apakah selalu merespons kritik dengan bijak, atau justru defensif? Pemimpin yang komunikatif tidak menghindar dari dialog, bahkan dalam situasi sulit.
4. Fathonah (Cerdas dan Bijak)
Analisis solusi yang ditawarkan. Kandidat yang cerdas biasanya punya gagasan dan strategi yang konkret, bukan sekadar janji-janji kosong. Lihat apakah rencana kerja yang dia tawarkan masuk akal dan terukur.
Tinjau pendidikan dan pengalamannya. Riwayat pendidikan serta pengalaman di bidang kepemimpinan dapat menjadi indikasi kecerdasannya dalam mengelola masalah kompleks.
Amati keputusannya dalam situasi sulit. Kandidat yang bijak akan menunjukkan kemampuan mengambil keputusan yang adil, mempertimbangkan dampaknya bagi banyak pihak.
Tips Praktis Menilai Kandidat
Cari informasi dari berbagai sumber. Jangan hanya percaya pada kampanye, tapi gali informasi dari media independen, rekam jejak online, dan opini masyarakat yang pernah berinteraksi dengan kandidat.