Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hati-Hati dengan Dunning Kruger Effect

23 Oktober 2024   16:22 Diperbarui: 23 Oktober 2024   17:15 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: djarumbeasiswaplus

Merasa diri mengetahui segala hal adalah jebakan terbesar dalam hidup. Kebodohan, seperti yang disampaikan Aristoteles, bukanlah ketidaktahuan, melainkan keyakinan bahwa kita sudah tahu segalanya. 

"Kebodohan adalah ketika seseorang merasa dirinya mengetahui segala macam hal." Kata bijak ini mengingatkan kita bahwa kesombongan dalam pengetahuan justru menutup pintu bagi pertumbuhan. Di balik sikap merasa paling tahu, tersembunyi satu musuh utama yang dapat menghentikan kita dari terus belajar: ilusi pengetahuan.

Ketika seseorang merasa sudah menguasai suatu bidang, sering kali ia berhenti bertanya dan menggali lebih dalam. Padahal, dunia ini penuh dengan ilmu yang selalu berkembang, dan wawasan yang tak terbatas. 

Pengetahuan sejati bukan hanya tentang apa yang kita ketahui, tetapi juga tentang kesadaran bahwa masih banyak yang belum kita pahami. Kebijaksanaan terletak pada kemampuan untuk mengakui bahwa kita belum tahu semuanya.

Fenomena ini dijelaskan lebih mendalam dalam konsep Dunning-Kruger Effect. Ini adalah sebuah bias kognitif di mana orang dengan pengetahuan atau keterampilan rendah cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka. Karena keterbatasan pengetahuan, mereka tidak dapat mengenali kesalahan atau kelemahan mereka, sehingga merasa lebih tahu dari yang sebenarnya.

 Sebaliknya, orang yang ahli justru lebih sadar akan kompleksitas suatu bidang, dan cenderung merendahkan diri karena mengetahui bahwa masih banyak yang belum mereka ketahui.

Stephen Hawking pernah berkata, "The greatest enemy of knowledge is not ignorance, it is the illusion of knowledge." Musuh terbesar dari pengetahuan bukanlah ketidaktahuan, melainkan ilusi bahwa kita sudah mengetahuinya. Ketika kita terjebak dalam ilusi ini, kita berhenti mencari kebenaran yang lebih dalam dan cenderung merasa paling tahu, padahal pengetahuan kita masih dangkal.

Epictetus, filsuf Stoik, menambahkan, "It is impossible to learn that which is already known." Kita tidak bisa belajar sesuatu yang kita anggap sudah kita ketahui. Sikap merasa tahu segalanya membatasi kita untuk menerima wawasan baru. Orang yang merasa dirinya sudah mengerti segalanya sebenarnya sedang memblokir dirinya dari peluang pertumbuhan.

Bagaimana cara kita menghindari jebakan ini? Yang pertama adalah mengakui keterbatasan kita. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan. Dengan menyadari bahwa pengetahuan kita tidak sempurna, kita membuka diri untuk terus belajar. Selanjutnya, kita harus selalu bersikap rendah hati terhadap pengetahuan. Tidak peduli seberapa dalam pemahaman kita tentang suatu bidang, selalu ada hal baru yang bisa dipelajari.

Yang paling penting, hindarilah rasa puas diri. Teruslah mengasah kemampuan berpikir kritis, mencari wawasan baru, dan mendengarkan sudut pandang orang lain. Sikap terbuka terhadap pembelajaran adalah cara terbaik untuk tumbuh sebagai pribadi dan menghindari Dunning-Kruger Effect.

Kesimpulannya, jangan pernah terjebak dalam ilusi bahwa kita sudah tahu segalanya. Pengetahuan sejati dimulai ketika kita sadar bahwa ada banyak hal yang belum kita ketahui. Tetaplah rendah hati, selalu haus akan pembelajaran, dan sadari bahwa perjalanan menuju kebijaksanaan adalah proses yang tak pernah berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun