Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tidak Ada Kesuksesan yang Instant

5 Oktober 2024   09:55 Diperbarui: 5 Oktober 2024   10:01 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus terang, file film 'The Pursuit of Happyness' - karena kisahnya itu - saya masukkan ke file 'Film Motivasi' di PC saya. Dari menit awal sampai akhir film ini menggambarkan perjuangan yang luar biasa dari seorang ayah yang berjuang untuk memberikan masa depan yang lebih baik. Film ini menyajikan cerita yang sangat inspiratif, menyoroti kekuatan ketekunan, keberanian, dan keyakinan dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan penampilan yang luar biasa dari Will Smith dan Jaden Smith, film ini mengajarkan kita tentang arti sejati dari kebahagiaan dan arti pentingnya berjuang untuk impian kita.

Tidak saja tentang perjuangan menggapai cita-cita, film ini pun memberi pelajaran pada semua ayah, bagaimana seharusnya menghadapi sikap anak yang pesimis, dan bagaimana membangkitkan optimisme di tengah 'kekurangan' yang sebenarnya terjadi.

Hal yang membuat saya kagum ketika menonton film ini, ketika Chris tidak menyerah dengan semua keadaan. Istrinya akhirnya memutuskan untuk pindah ke saudaranya di New York. Sedangkan Chris memutuskan untuk membesarkan anaknya. Tak memiliki uang, akhirnya ia dan anaknya harus tinggal di toilet kamar mandi di stasiun Kereta Api. Namun, ia tak pantang menyerah. Chris tetap berusaha untuk mendapatkan penampungan tuna wisma yang bisa memberikannya kamar gratis.

"You Got a Dream, You Gotta Protect It"

Ia terus mencoba menjual sisa alat kedokteran yang dimilikinya. Sampai suatu hari ia melihat seseorang yang memiliki mobil Ferrari. Ketika ia bertanya, ternyata orang tersebut merupakan seorang pialang saham. Mulai dari situlah ia mencoba melamar di sebuah perusahaan untuk menjadi seorang pialang saham. Namun, kesempatannya sangat kecil untuk bisa diterima. Perusahaan tersebut menawarkan pendidikan selama 6 bulan untuk bisa menjadi calon pialang. Setelah itu, mereka hanya memilih 1 orang dari 30 peserta. Bahkan tak diberi gaji sepeserpun.

Demi melewati proses pendidikan dan seleksi yang berat tersebut, banyak kesulitan yang harus dilewati. Dia harus menghemat uang, tetap mengantar dan menjemput anaknya di tempat penitipan, dan belajar dari buku panduan di tempat penampungan yang gelap.

Mampukah Chris menghadapi semua kesulitan dalam hidupnya?

Dan apakah ia berhasil terpilih untuk menjadi pialang saham?

Selamat menonton, tapi jangan lupa tisu atau saputangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun