Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lotek dan Karedok: Real Food Jadul ala Sunda

4 Oktober 2024   08:49 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:57 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda mendengar istilah "real food"? 

Real food adalah makanan yang berasal langsung dari alam, minim proses, dan kaya akan nutrisi alami. Bisa berupa buah-buahan segar yang baru dipetik dari kebun, sayuran hijau yang renyah, atau daging tanpa banyak tambahan bahan kimia. Makanan seperti ini dianggap lebih sehat karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang dibutuhkan tubuh.

Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat terhadap real food semakin meningkat. Banyak orang mulai sadar akan pentingnya mengonsumsi makanan yang alami dan bergizi untuk menjaga kesehatan. Tren ini juga mendorong munculnya berbagai gerakan makan sehat, seperti diet vegetarian, vegan, atau paleo.


Mengonsumsi real food secara teratur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, di antaranya:


1. Nutrisi yang lengkap dalam real food dapat Meningkatkan sistem imun dan membantu tubuh melawan berbagai penyakit.


2. Serat dalam real food membuat kita kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk ngemil berlebihan, sehingga dapat menjaga berat badan ideal. 


3. Makanan yang tidak terlalu banyak diolah lebih mudah dicerna oleh tubuh. Pencernaan pun akan lebih sehat. 

Baca juga: Ngeluh? Capek, deh!


4. Antioksidan dalam real food membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Kulit pun akan terlihat lebih segar. 


Menariknya, konsep real food ternyata sudah lama dikenal oleh nenek moyang kita. Salah satu contohnya adalah makanan khas Sunda, yaitu lotek dan karedok. Kedua makanan ini terbuat dari berbagai macam sayuran segar yang disiram dengan bumbu kacang.

Baik lotek maupun karedok kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Dengan kata lain, lotek dan karedok adalah real food versi Sunda yang sudah ada sejak zaman dulu!

Lotek dan karedok, meskipun sekilas mirip, memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Lotek umumnya menggunakan sayuran yang sudah direbus, seperti kol, kacang panjang, dan tauge. Sayuran yang sudah matang ini memberikan tekstur yang lebih lembut dan rasa yang sedikit lebih manis. Bumbu kacangnya pun cenderung lebih kental dan kaya rasa.

Sementara itu, karedok menggunakan sayuran mentah seperti timun, terong, dan kemangi. Sayuran mentah ini memberikan tekstur yang lebih renyah dan rasa yang segar. Bumbu kacang untuk karedok biasanya lebih encer dan memiliki rasa yang lebih asam. Perbedaan ini membuat karedok memiliki cita rasa yang lebih segar dan ringan dibandingkan lotek.

Tren mengonsumsi real food saat ini membuktikan bahwa manusia semakin sadar akan pentingnya makanan sehat untuk kehidupan yang berkualitas. Lotek dan karedok, sebagai warisan kuliner Sunda, mengajarkan kita bahwa makanan yang sehat dan lezat itu tidak harus rumit dan mahal. Dengan mengonsumsi makanan seperti lotek dan karedok, kita tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga melestarikan tradisi kuliner nenek moyang.

Membuat lotek dan karedok di rumah sangat mudah. Anda bisa memilih sayuran segar sesuai selera dan menyesuaikan bumbu kacang sesuai dengan lidahmu.a Untuk vriasi, jangan bosan mencoba berbagai jenis sayuran untuk membuat lotek dan karedok.

Nikmatilah makanan ini bersama keluarga atau teman-teman.


Yuk, mulai sekarang kita biasakan mengonsumsi makanan yang sehat dan alami seperti lotek dan karedok!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun