Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ngeluh? Capek, deh!

1 Oktober 2024   07:19 Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengeluh memang terasa mudah. Bahkan, bagi sebagian orang, mengeluh sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Setiap kali ada sesuatu yang tidak sesuai harapan, respons otomatis yang muncul seringkali adalah keluhan. Entah itu soal pekerjaan, hubungan dengan orang lain, atau bahkan situasi sehari-hari seperti cuaca yang panas, kemacetan, hingga hal-hal kecil yang seharusnya bisa ditanggapi dengan tenang.

Namun, yang perlu kita pahami adalah kebiasaan mengeluh tidak akan pernah membuat situasi menjadi lebih baik. Sebaliknya, keluhan hanya akan memperburuk perasaan kita, menguras energi, dan memunculkan aura negatif dalam diri. Mengeluh tidak memberdayakan kita; justru, ia mengikat kita pada ketidakberdayaan, membuat kita merasa bahwa dunia selalu tidak adil dan nasib kita buruk.

Bayangkan jika setiap hari kita sibuk mengeluh tentang hal-hal kecil. Perlahan, pikiran kita akan dipenuhi dengan hal-hal negatif, dan ini akan memengaruhi cara kita melihat dunia. Kita menjadi lebih mudah marah, mudah tersinggung, dan pada akhirnya, kebahagiaan kita semakin jauh. Mengeluh hanya akan menambah beban, tanpa memberikan solusi.

Mengapa Mengeluh Menguras Energi?

Setiap kali kita mengeluh, energi mental dan emosional kita terbuang. Pikiran negatif yang muncul dari keluhan menciptakan beban yang membuat kita merasa semakin lelah, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional. Ketika kita terlalu sering mengeluh, otak kita cenderung terprogram untuk selalu mencari hal-hal yang salah, bahkan dalam situasi yang sebenarnya baik-baik saja. Akibatnya, kita terjebak dalam pola pikir yang pesimistis.

Lebih dari itu, mengeluh juga dapat memengaruhi orang di sekitar kita. Orang yang mendengar keluhan kita mungkin merasa terganggu, atau bahkan ikut terbawa suasana negatif. Lingkungan yang seharusnya bisa mendukung dan penuh kebahagiaan berubah menjadi penuh ketegangan karena aura negatif yang kita sebarkan.

Jika kita terus mengeluh, hidup akan terasa semakin sulit, bukan karena kenyataan yang kita hadapi memang berat, tetapi karena kita menciptakan lingkungan yang penuh dengan kesulitan melalui pikiran kita sendiri. Sebaliknya, ketika kita berhenti mengeluh, kita bisa melihat masalah dengan lebih jernih dan menemukan solusi yang lebih baik.

Bersyukur: Kunci Mengatasi Keluhan

Mengeluh sering kali muncul karena kita terlalu fokus pada apa yang kurang, bukan pada apa yang kita miliki. Padahal, dalam setiap situasi, pasti ada hal-hal yang bisa kita syukuri. Bersyukur bukan hanya tentang menghargai hal-hal besar, tapi juga hal-hal kecil yang sering kita anggap sepele. Misalnya, kesehatan, keluarga, teman, atau bahkan udara segar yang kita hirup setiap hari.

Bersyukur membuat kita lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidup. Ketika kita terbiasa bersyukur, keluhan akan berkurang dengan sendirinya. Kita tidak lagi sibuk memikirkan apa yang salah, tetapi lebih pada bagaimana kita bisa mengoptimalkan apa yang ada. Bersyukur menciptakan perasaan bahagia dan kedamaian dalam diri, karena kita sadar bahwa meskipun hidup tidak sempurna, selalu ada hal-hal yang patut kita hargai.

Mengikhlaskan Keadaan yang Tidak Bisa Diubah

Selain bersyukur, kita juga perlu belajar mengikhlaskan. Mengikhlaskan bukan berarti menyerah pada keadaan, tetapi lebih pada menerima bahwa ada hal-hal yang memang di luar kendali kita. Tidak semua masalah bisa kita selesaikan, tidak semua situasi bisa kita ubah. Ketika kita sudah melakukan yang terbaik, namun hasilnya tetap tidak sesuai harapan, maka yang bisa kita lakukan adalah menerima dengan lapang dada.

Mengikhlaskan membuat hati kita lebih tenang. Kita tidak lagi terbebani oleh harapan-harapan yang berlebihan, karena kita paham bahwa ada batasan dalam setiap usaha. Dengan sikap ini, kita tidak lagi merasa perlu mengeluh, karena kita tahu bahwa hidup tidak selalu harus berjalan sesuai rencana kita. Mengikhlaskan juga mengajarkan kita tentang kebesaran hati, bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur segalanya.

Berhenti Mengeluh, Mulailah Bertindak

Sebagai manusia, wajar jika kita merasa tidak puas dengan beberapa hal dalam hidup. Namun, daripada terus-menerus mengeluh, lebih baik kita mulai bertindak. Jika ada yang bisa diubah, ubahlah. Jika ada yang bisa diperbaiki, perbaikilah. Mengeluh tidak akan membawa kita ke mana-mana, tetapi tindakan yang nyata bisa mengubah situasi menjadi lebih baik.

Hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan dalam keluhan. Setiap detik yang kita habiskan untuk mengeluh, adalah detik yang kita sia-siakan. Kita bisa memilih untuk menjalani hidup dengan lebih positif, bersyukur atas apa yang kita miliki, dan mengikhlaskan hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Dengan begitu, kita akan merasa lebih ringan, lebih bahagia, dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.

Jadi, mulailah dari sekarang. Kurangi mengeluh, dan berlatihlah untuk bersyukur. Ubah keluhan menjadi tindakan yang positif, dan lihatlah bagaimana hidup Anda akan berubah menjadi lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun