Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sibuk Ibadah atau Sibuk Menjauhi Dosa?

30 September 2024   06:53 Diperbarui: 30 September 2024   07:00 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sangat mudah bagi kita untuk tergoda dengan hal-hal yang tampak menguntungkan secara duniawi, tetapi berpotensi membawa kita kepada dosa. Oleh karena itu, dengan lebih baik kita bsibuk menghindari dosa, menjaga diri dari jebakan-jebakan duniawi yang bisa menggerogoti iman kita.

"Amal yang diterima adalah yang dilakukan dengan penuh ketulusan, bukan sekadar hitung-hitungan pahala."

Amal yang didasari keikhlasan, yang dilakukan bukan karena ingin dipuji atau dihargai, melainkan karena cinta dan takut kepada Tuhan, itulah yang lebih mulia. Dan untuk sampai pada tingkat ketulusan seperti itu, seringkali kita perlu memulai dengan menjaga kebersihan diri dari dosa.

Dalam hidup yang serba cepat dan penuh godaan ini, menghindari dosa bisa jadi jauh lebih sulit daripada mencari pahala. Tetapi di situlah terletak tantangannya. Jika kita bisa konsisten menghindari dosa, pahala akan datang dengan sendirinya. Kita tidak perlu mengejarnya, karena amal kebaikan yang dilakukan dengan niat murni akan selalu mendapatkan ganjaran dari Tuhan.

Pada akhirnya, hidup adalah tentang keseimbangan. Mencari pahala memang penting, tetapi menghindari dosa adalah pondasi yang membuat amal-amal kita menjadi lebih bermakna dan diterima di hadapan Tuhan. Sebagaimana perjalanan hidup yang penuh liku ini, fokus utama kita seharusnya bukan hanya pada apa yang bisa kita dapatkan, tetapi lebih kepada bagaimana kita menjalani hidup dengan integritas, ketulusan, dan kesadaran penuh akan dosa yang bisa menjerumuskan kita. Dengan demikian, kita bukan hanya mengejar pahala, tetapi juga memastikan kita tetap berada di jalan yang benar, menuju kehidupan abadi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun