Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perundungan di Sekolah: Mengapa Terjadi dan Bagaimana Mengatasinya

17 September 2024   06:30 Diperbarui: 17 September 2024   06:33 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus perundungan di sekolah akhir-akhir ini semakin marak dan mengundang perhatian publik. Kejadian seperti penganiayaan brutal, perundungan berbasis gender, hingga cyberbullying seringkali viral di media sosial dan menjadi sorotan. 

Contoh perundungan yang sempat ramai di media ada 3 kasus berikut:

Penganiayaan Brutal di Cilacap

Kasus ini cukup menghebohkan karena melibatkan penganiayaan fisik yang sangat brutal terhadap seorang siswa oleh kelompok siswa lainnya. Video yang beredar memperlihatkan korban dipukuli secara berulang-ulang hingga tak berdaya.

Perundungan terhadap Siswi SMP di Bogor

Seorang siswi SMP menjadi korban perundungan yang dipicu oleh masalah sepele, yaitu masalah percintaan. Video penganiayaan yang dialami korban beredar luas di media sosial.

Siswa SD di Indramayu

Kasus ini cukup miris karena melibatkan siswa SD yang menjadi korban perundungan. Korban bahkan sampai ditelanjangi dan ditendang oleh teman sebayanya.

Lantas, apa yang menjadi akar permasalahan dari kejadian-kejadian perundungan tersebut? Siapa saja yang bertanggung jawab? Dan bagaimana cara mencegahnya?

Mengapa Perundungan Terjadi di Sekolah?

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perundungan di sekolah antara lain:

Tekanan sosial

Keinginan untuk diterima dalam kelompok sebaya seringkali mendorong individu untuk melakukan tindakan perundungan.

Kurangnya pengawasan

Pengawasan yang kurang dari orang tua, guru, atau lingkungan sekolah dapat memberikan ruang bagi pelaku untuk melakukan tindakan kekerasan.

Contoh perilaku

Perilaku agresif yang ditunjukkan oleh orang dewasa, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah, dapat menjadi contoh buruk bagi anak-anak.

Perkembangan teknologi

Kemunculan media sosial dan internet mempermudah terjadinya cyberbullying, di mana pelaku dapat melakukan tindakan perundungan secara anonim dan meluas.

Perbedaan individu

Perbedaan fisik, sosial, atau ekonomi dapat menjadi sasaran empuk bagi pelaku perundungan.

Siapa yang Bertanggung Jawab?

Perundungan merupakan masalah kompleks yang melibatkan berbagai pihak, sehingga tidak ada satu pihak pun yang dapat disalahkan sepenuhnya. Namun, beberapa pihak yang memiliki peran penting dalam mencegah dan mengatasi perundungan antara lain:

Pelaku

Pelaku perundungan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan mendapatkan konsekuensi yang sesuai. Hukuman harus menjadikan yang bersangkutan jera, dan yang lain takut melakukan. 

Orang tua

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak-anak mereka untuk menjadi pribadi yang empati dan menghormati orang lain. Orangtua jangan sepenuhnya menyerahkan pendidikan anak ke guru (sekolah). 

Guru

Guru bertanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa.

Sekolah

Sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas terkait pencegahan dan penanganan perundungan.

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua dan Guru?

Orang tua dan guru memiliki peran yang sangat krusial dalam mencegah dan mengatasi perundungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

Membangun komunikasi yang terbuka

Ciptakan suasana yang nyaman bagi anak untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka.

Mengajarkan nilai-nilai positif

Ajarkan anak-anak tentang empati, toleransi, dan pentingnya menghargai perbedaan.

Memberikan contoh yang baik

Orangtua dan guru harus menunjukkan perilaku yang baik dan hindari melakukan kekerasan dalam bentuk apapun.

Meningkatkan pengawasan

Perhatikan perilaku anak-anak dan tanda-tanda adanya masalah. Guru harus punya kepekaan melihat kondisi siswa, maupun sikapnya yang berubah. 

Bekerjasama dengan sekolah

Libatkan sekolah dalam upaya mencegah dan mengatasi perundungan. Sisipkan ajaran akhlak saat guru mengajar, di semua pelajaran. 

Perundungan di sekolah merupakan masalah kompleks yang memerlukan penanganan dari berbagai pihak. Dengan kerjasama antara orang tua, guru, sekolah, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun