Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 tinggal tiga bulan. Hari ini sudah memasuki hari kedua masa pendaftaran pasangan calon yang akan maju berkompetisi. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang telah menurunkan syarat minimal mengajukan calon kepala daerah, membuat tiap partai politik bergairah untuk mencalonkan kadernya, tanpa harus berkoalisi. Kekhawatiran akan ada kandidat melawan kotak kosong di Pilkada sepertinya tidak akan terjadi.
Bagi masyarakat sendiri, banyaknya pasangan calon yang berkompetisi, membuatnya banyak alternatif pilihan. Karena masyarakat berharap kepala daerah yang terpilih nanti adalah yang terbaik.
Sebagai seorang Muslim, tidak ada lagi referensi untuk digunakan sebagai acuan mencari sosok pemimpin -- kepala daerah -- yang ideal, selain al-Quran. Oleh karenanya, sangat perlu untuk mengetahui dan mentadaburi ayat-ayat al-Quran yang berkenaan dengan karakter pemimpin menurut al-Quran.
Ada 4 sifat pemimpin yang disebutkan dalam al-Quran, yaitu:
1. Qawiyyun Amiin
2. Hafizhun 'Aliim
3. Basthatah fil 'Ilmi wal Jismi
4. Raufun Rahiim
Berikut penjelasan ke-4 karakter tersebut,
Qawiyyun AmiinÂ
Karakter yang pertama disebutkan dalam al-Quran surat al-Qashash ayat ke-26, Allah Swt berfirman,
"Qaalat ihdaahumaa yaa abati ista'jirhu inna khayra mani ista'jarta alqawiyyu al-amiin(u)".
(Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".)
Menurut Tafsir al-Mukhtashar pengertian Qawiyyun Amiin adalah:
"Dengan kekuatannya dia menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya dan dengan amanat dia menjaga apa yang diamanatkan kepadanya."
Dan menurut Tafsir al-Madinah al-Munawwarah, adalah 'memiliki tubuh yang kuat dan mampu menjaga amanah".
Dari tiga pengertian di atas, Qawiyyun Amiin maksudnya adalah, pemimpin idealnya memiliki karakter fisik yang kuat, sehat dan bugar serta bersifat jujur, amanah atau dapat dipercaya.
Hafizhun 'Aliim
Yang kedua dari karakter pemimpin menurut al-Quran disebutkan dalam surat Yusuf ayat ke-55,
"Qaala ij'alnii 'alaa khazaa-ini al-ardhi innii hafiizhun 'aliim(un)".
(Berkata Yusuf: Â "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".)
Menurut Tafsir al-Mukhtashar arti Hafiizhun 'Aliim adalah 'penjaga yang terpercaya, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang baik tentang tugas dan wewenang'. Sedangkan menurut Tafsir al-Madinah al-Munawwarah, artinya 'sangat mahir dalam menjaga dan mengatur kemaslahatannya'.
Dari tiga pengertian di atas, Hafizhun 'Aliim maksudnya adalah pemimpin seharusnya memiliki intelektual di atas bawahannya, cerdas, berwawasan luas, serta mampu memenej sumber daya yang dipimpinnya.
Basthatah fil 'Ilmi wal Jismi
Al-Quran surat al-Baqarah ayat 247 menyebutkan sifat pemimpin menurut Islam yang ketiga,
"Waqaala lahum nabiyyuhum inna Allaaha qad ba'atsa lakum thaaluuta malikan qaaluu annaa yakuunu lahu almulku 'alaynaa wanahnu ahaqqu bi(a)lmulki minhu walam yu'ta sa'atan mina almaali qaala inna Allaaha ishthafaahu 'alaykum wazaadahu basthatan fii al'ilmi wa(a)ljismi wa(A)llaahu yu'tii mulkahu man yasyaau wa(A)llaahu waasi'un 'aliim(un)".
(Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui)
Basthatah fil 'Ilmi wal Jismi menurut Tafsir al-Mukhtasahar artinya 'kelebihan berupa ilmu pengetahuan yang luas dan tubuh yang kuat'. Sedangkan menurut Tafsir al-Madinah al-Munawwarah artinya 'keluasan ilmu dan badan yang kuat'.
Dari tiga pengertian di atas, Basthatah fil 'Ilmi wal Jismi maksudnya adalah, sifat pemimpin menurut Islam idealnya memahami segala hal, luas wawasannya, tinggi pengetahuannya serta memiliki tubuh yang sehat dan kuat.
Raufun Rahiim
Allah menyebutkan sifat pemimpin menurut Islam yang keempat dalam firman-Nya di surat at-Taubah auat ke-128,
"Laqad jaa'akum rasuulun min anfusikum 'aziizun 'alayhi maa 'anittum hariishun 'alaykum bi(a)lmu'miniina rauufun rahiim(un)".
(Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin)
Tafsir al-Mukhtasahar menyebutkan Rauufun Rahiim ini sebagai 'sangat penyantun lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman'. Dan menurut Tafsir al-Madinah al-Munawwarah artinya adalah 'sangat mengasihi dan mencintai orang-orang beriman'.
Dari tiga pengertian di atas, Rauufun Rahiim maksudnya adalah sifat pemimpin menurut Islam idealnya seorang yang sopan, santun, penyayang, dan memiliki rasa empati yang tinggi.
Demikian 4 sifat pemimpin menurut Islam.
Siapakah orangnya?
Kita tidak atau belum tahu, tetapi kita harus yakin ada, karena (sifat) orang tersebut disebutkan dalam al-Quran yang merupakan firman Allah SWT. Jadi bukan sekadar angan-angan.
Apalagi, keempat sifat pemimpin menurut Islam yang digambarkan dalam 4 ayat Al-Quran di atas pernah ada di dunia ini, yaitu Nabi Musa As, Nabi Yusuf As, Thalut, dan Rasulullah Saw. Insya Allah pemimpin seperti mereka akan kembali ada.
Kewajiban kita sekarang adalah berdoa, memohon kepada Allah SWT supaya dari pemilihan kepala daerah nanti yang menang yang memiliki keempat sifat di atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H