Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Latte Factor: Rahasia Menyisihkan Uang untuk Masa Depan Finansial

25 Agustus 2024   06:46 Diperbarui: 25 Agustus 2024   06:59 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: jaringanprimacom

Di era modern yang serba cepat saat ini, seringkali kita tidak menyadari sering membeli sesuatu yang kita anggap receh. Namun, yang receh itu tanpa disadari pula ternyata menggerogoti keuangan kita. 

Misalnya, kita terbiasa membeli kopi di kafe setiap pagi, memesan makanan lewat aplikasi, atau berlangganan layanan streaming yang jarang kita gunakan. Anggaran untuk itu semua, jika dikumpulkan, sebenarnya menjadi pengeluaran besar. Inilah yang dikenal sebagai "Latte Factor", sebuah konsep yang dipopulerkan oleh David Bach.

David Batch menjelaskan bahwa pengeluaran kecil, jika tidak dikendalikan, bisa menghambat keinginan kita untuk berinvestasi.

Latte Factor adalah istilah yang merujuk pada pengeluaran harian yang tampaknya sepele, tetapi jika diakumulasikan dalam jangka panjang, jumlahnya bisa sangat signifikan. Misalnya, jika Anda menghabiskan Rp50.000 setiap hari untuk secangkir kopi, dalam satu bulan Anda akan menghabiskan Rp1.500.000, dan dalam setahun, totalnya bisa mencapai Rp18.000.000.

Pengeluaran yang sama bisa terjadi untuk hal-hal kecil lainnya, seperti membeli camilan, makan di luar, atau layanan hiburan yang jarang dimanfaatkan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut, jika dibiarkan tanpa kontrol, bisa membuat keuangan Anda bobol.

Langkah pertama untuk menghemat pengeluaran dan memulai investasi adalah dengan menyadari kebiasaan konsumsi kita. Menurut Bach, "Keputusan kecil yang Anda buat setiap hari berakumulasi menjadi keputusan besar di masa depan."

Maka, mulailah dengan mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu dan menguranginya. Misalnya, daripada membeli kopi setiap pagi, Anda bisa membuatnya sendiri di rumah. Penghematan kecil ini bisa dialokasikan untuk tabungan atau investasi.

Setelah Anda berhasil mengendalikan pengeluaran, langkah berikutnya adalah memulai investasi. Anda tidak perlu menunggu sampai memiliki dana dalam jumlah besar untuk mulai berinvestasi. 

Mulailah dengan investasi kecil tetapi konsisten, seperti reksa dana atau saham. Seiring waktu, investasi ini bisa tumbuh dan memberikan keuntungan yang signifikan.

Selain itu, penting juga untuk menetapkan tujuan keuangan yang jelas. Menurut Suze Orman, pakar keuangan terkenal, "Orang yang sukses adalah mereka yang tahu bagaimana mengatur keuangan mereka dengan baik." Dengan menetapkan tujuan yang spesifik, seperti membeli rumah atau dana pensiun, Anda akan lebih termotivasi untuk menyisihkan uang dan berinvestasi dengan bijak.

Kesimpulannya, pengendalian pengeluaran kecil melalui konsep "Latte Factor" bisa menjadi kunci untuk membangun kebiasaan berhemat dan memulai investasi. Dengan menyadari dan mengendalikan pengeluaran, serta memulai investasi meski dari jumlah kecil, Anda bisa membangun masa depan finansial yang lebih stabil dan makmur. Seperti kata pepatah, "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun