Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersyukur ketika Berilmu, Bijak Saat Berharta

21 Agustus 2024   09:20 Diperbarui: 21 Agustus 2024   09:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika diberi pilihan, memilih kekayaan atau pengetahuan, sudah dipastikan banyak yang akan memilih kekayaan.

Kekayaan atau harta sudah dianggap sumber kebahagiaan hidup. Terutama di zaman materialisme dan hedonisme merebak seperti saat ini.

Padahal keduanya, harta dan ilmu, punya peran yang sama sebagai sarana manusia menjalani hidup di dunia ini.

Namun, ada perbedaan mendasar yang harus kita pahami dan renungkan, antara harta dan ilmu. Memahami perbedaan ini akan membuat kita bersikap bijak terhadap keduanya.

Ilmu itu bagaikan cahaya yang menerangi jalan hidup kita. Imam Syafi'i pernah berkata, "Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjagamu, sedangkan harta justru harus kamu jaga."

Ilmu memberikan kita kemampuan untuk memahami dunia dan membuat keputusan yang tepat. Saat kita membagikan ilmu, ia tidak berkurang, hakikatnya malah bertambah. Ini seperti api yang, saat dinyalakan dari satu lilin ke lilin lainnya, tidak membuat api pertama padam, tetapi justru membuat lebih banyak cahaya. Ilmu adalah warisan yang tidak bisa dicuri, dan semakin kita berbagi, semakin kita mendapatkan manfaatnya.

Di sisi lain, harta, meskipun penting, memerlukan perhatian dan penjagaan. Harta bisa membawa kita pada kenyamanan hidup, tetapi tanpa kebijaksanaan, ia bisa menjadi beban yang membelenggu jiwa.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan, "Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat hal: di antaranya tentang hartanya, dari mana ia memperolehnya dan ke mana ia membelanjakannya."

Harta yang dibiarkan begitu saja akan menua dan usang, tidak membawa manfaat kecuali kita gunakan dengan bijaksana. Bahkan, harta bisa mengeraskan hati, jika kita terperangkap dalam keserakahan dan ketamakan.

Ilmu, di sisi lain, tetap segar dalam ingatan dan bermanfaat selamanya. "Ilmu tanpa amal adalah kesia-siaan, dan amal tanpa ilmu adalah kebodohan," ujar Imam Ghazali. Ilmu memberikan kita kebijaksanaan untuk menggunakan harta dengan benar, memastikan bahwa kekayaan kita bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun