Kedua orang tua itu tidak menjawab, hanya mengangguk, yang perempuan menunjuk ke arah belakang warung. Joko langsung berjalan kea rah belakang warung.
"Kami juga mau beli air mineral, tiga botol saja," kataku seraya menyerahkan uang dua puluh ribuan.
Kedua orang itu lagi-lagi tidak menjawab, juga hanya mengangguk. Yang laki-laki kemudian berdiri mengambil tiga botol air mineral dan memasukkannya ke kantung plastik. Ia lalu menyodorkan ke arahku sekalian dengan uang kembaliannya lima ribu.
Karena Joko sudah kembali, aku pun pamit, "Permisi, Pak, Bu, kami akan melanjutkan perjalanan."
Untuk ketiga kalinya kedua orang itu tidak menjawab, hanya mengangguk.
Kami pun meneruskan perjalanan.
"Lu, ngerasa ada yang aneh, nggak, sama warung tadi?" Bambang bertanya setelah kami cukup jauh dari warung tadi.
"Aneh, gimana?" tanya Joko.
"Iya, Bro, aneh banget. Kedua orang tadi apa bisu, ya, tidak ngomong, cuma ngangguk-ngangguk," jawabku.
"Bukan itu saja," balas Bambang. "Kulihat mimik mukanya datar banget, nggak ada ekspresi. Terus matanya itu, lho. Tatapan mereka seperti melihat ke kejauhan. Ngeri banget, aku. Makanya aku diam aja agak jauh."
"Masa, sih?" Joko penasaran.