Andrew mendengar penjelasan Profesor Malcovich tentang eksperimen ini. Mereka menggunakan teknologi neurostimulasi untuk memodifikasi persepsi dan pikiran manusia. Teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan belum diuji secara etis. Andrew yang awalnya ragu, akhirnya setuju setelah mendengar janji tentang potensi besar penemuan ini.
Eksperimen dimulai dengan Andrew sebagai subjek. Pada awalnya, semuanya tampak biasa saja. Namun, beberapa hari setelahnya, Andrew mulai merasakan perubahan. Dia melihat hal-hal yang tidak ada, mendengar suara-suara aneh, dan kadang-kadang merasa seperti berada di dua tempat sekaligus. Dia mulai meragukan realitas di sekitarnya.
"Ini tidak mungkin nyata," gumam Andrew pada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanyalah imajinasi.
Semakin hari, keadaan Andrew semakin memburuk. Realitas dan ilusi mulai bercampur aduk. Dia sering terbangun di tempat-tempat yang tidak dia ingat bagaimana dia sampai di sana. Andrew merasa seperti hidup dalam mimpi buruk yang tiada akhir. Dia mulai menyelidiki lebih dalam tentang eksperimen ini, berharap menemukan jawaban.
Andrew mengunjungi laboratorium Profesor Malcovich lagi, berharap mendapatkan penjelasan. Namun, Profesor Malcovich hanya memberi jawaban ambigu. "Semua ini adalah bagian dari proses, Andrew. Kamu hanya perlu bersabar. Dan, kamu akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa."
Kegelisahan Andrew semakin meningkat. Dia menemukan catatan rahasia di laboratorium yang menunjukkan bahwa tujuan eksperimen ini sebenarnya adalah untuk mengendalikan pikiran manusia, menciptakan alat untuk manipulasi mental. Profesor Malcovich berencana menggunakan teknologi ini untuk kepentingan pribadi demi kekuasaan.
Andrew merasa terjebak. Dia tahu bahwa dia harus mengungkap kebenaran ini, tetapi dia juga takut akan efek yang semakin merusak pikirannya. Dalam keadaan putus asa, Andrew menghadapi Profesor Malcovich.
"Profesor, ini sudah kelewatan! Apa yang sebenarnya Anda rencanakan?" tanya Andrew.
Profesor Malcovich tersenyum dingin. "Kamu sudah terlalu jauh untuk mundur, Andrew. Eksperimen ini adalah kunci untuk masa depan. Jika kamu bisa melewati ini, kamu akan menjadi bagian dari sesuatu yang besar."
Andrew merasa pikirannya terbelah. Dia ingin menghentikan eksperimen ini, tetapi dia juga tidak ingin mengorbankan ambisinya. Dalam pergulatan batinnya, Andrew akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya mengungkap kebenaran, meskipun itu berarti mempertaruhkan kewarasannya sendiri.
Malam itu, Andrew memutuskan untuk menyusup ke laboratorium dan mengambil bukti yang cukup untuk menghentikan eksperimen ini. Saat dia menggali lebih dalam, efek neurostimulasi semakin kuat. Andrew mulai melihat bayangan-bayangan gelap mengepungnya, suara-suara berbisik di telinganya, dan dinding laboratorium terasa seperti bergerak.