Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya berjudul Fatawa Al-Qardhawi mengatakan tidak ada kata yang lebih indah, serta lebih benar, mengenai hubungan antara suami-istri, kecuali yang telah disebutkan, "Mereka adalah pakaian bagi kalian, dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka."
Mengapa menggunakan pakaian sebagai perumpamaan?
Semula, di zaman pra-sejarah, pakaian digunakan hanya untuk melindungi tubuh, baik dari cuaca maupun dari binatang. Seiring perkembangan zaman, pakaian pun tidak hanya untuk melindungi tubuh, tetapi juga untuk memperindah penampilan sehingga enak dipandang. Dan setelah syariat Islam turun, pakaian pun berfungsi untuk menutup aurat.
Sehingga kemudian diperlukan syarat untuk pakaian yang akan kita kenakan, yaitu:
Menutup aurat
Melindungi tubuh
Nyaman dipakai, dan
Indah dipandang.
Menutup Aurat
Aurat adalah sesuatu yang membuat kita malu kalau terlihat oleh orang lain. Oleh karenanya, baik istri maupun suami, harus saling menutupi kekurangan, aib, atau apapun bentuk kelemahan dari pasangannya. Karena takjarang di era medsos seperti sekarang, disengaja atau tidak, ada suami atau istri yang menceritakan kekurangan dari pasangannya.
Istri itu adalah pakaian untuk suami, suami pun juga pakaian untuk istri, maksudnya adalah untuk menutupi syahwat. Sehingga seseorang suami yang beristri dan istri punya suami, keduanya terjaga dari zina.