Misalnya permasalahan narkoba. Masing-masing agama memberikan solusi, menurut ajarannya, bagai menyelesaikan problem narkoba tersebut.
Ketiga, cara bagaimana sebaiknya menjaga toleransi dalam beragama, adalah dengan menganjurkan setiap warga negara untuk menghormati tempat ibadah dan tatacara beribadah agama yang lain. Tanpa harus ikut serta dalam pelaksanaan peribadahannya.
Misalnya, saat Idul Fitri warga yang beragama Kristen dapat membantu menjaga ketertiban dan keamanan, saat umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri. Begitupun saat Natal, warga yang Muslim dapat membantu menjaga keamanan dan ketertiban pelaksanaan Misa Natal.
Keempat, upaya menjaga toleransi dalam beragama dapat juga dengan cara melakukan kolaborasi dalam kegiatan sosial. Setelah dilakukan dialog antar umat beragama.
Banyak kegiatan sosial yang dapat dilakukan bersama (bekerja sama) oleh masyarakat yang berbeda agama. Misalnya kerjabakti di lingkungan perumahan, bersama-sama membangun tanggul untuk mencegah banjir, dan lain-lain.
Kelima, dengan cara mengajak para pemimpin agama untuk menunjukkan sikap inklusif dan toleran dalam berbicara dan bertindak. Materi-materi inklusivitas dan toleransi antar agama harus terus disampaikan kepada setiap umat beragama.
Keenam, dengan menerbitkan media sebagai corong untuk menyampaikan berita agama dengan akurat dan tanpa prasangka. Serta untuk menyebarkan pesan yang mengedukasi tentang toleransi dan pentingnya hidup berdampingan dalam harmoni.
Tentu saja tanggung jawab menjaga toleransi dalam beragama ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pemuka agama, tetapi tanggung jawab semua warga negara.
Menjaga toleransi dalam keberagaman agama sangat penting, supaya pemerintah fokus pada program-program pembangunan dan perbaikan sarana hidup, sehingga kesejahteraan hidup warga negara pun bertambah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H