Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bekerja untuk Bersyukur

10 Agustus 2023   19:40 Diperbarui: 10 Agustus 2023   19:48 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pagi, seperti biasa, setelah ODOJ saya ODOA. Saat membuka al-Quran secara random untuk bertadabur, saya menemukan satu ayat yang menarik perhatian.

Ayat tersebut ada di surat Saba, yaitu ayat ke-13. Di ayat tersebut Allah SWT berfirman,

"Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur."

Ayat itu menceritakan para Jin yang sedang bekerja untuk Nabi Sulaiman. Saat itu jin memang takluk kepada Nabi Sulaiman, sehingga dapat diperintah untuk mengerjakan apa saja.

Namun, yang menarik perhatian saya di ayat tersebut adalah kalimat 'Bekerjalah untuk bersyukur'. Kalimat ini tentu menambah insight bagi saya, bahwa bekerja itu sebagai bentuk syukur kita. Karena sebelumnya saya memahami bekerja itu untuk beribadah.

Bahkan untuk pemahaman saya tersebut - bahwa bekerja itu untuk beribadah - saya pernah menulisnya di Kompasiana dengan judul 'Bekerja Bukan untuk Mencari Rezeki'.

Catatan: bekerja di sini maksudnya semua aktivitas manusia yang berkenaan dengan mendapatkan penghasilan. Bekerja sebagai karyawan atau berbisnis (berjualan).

Jadi, kalau selama ini - menurut saya - orang bekerja itu ada dua katagori (sesuai pemahamannya), yaitu:

Baca juga: Darurat Empati

1. Bekerja untuk mencari rezeki, dan

2. Bekerja untuk beribadah.

Maka, sekarang menambah satu katagori lagi, yaitu Bekerja untuk (sebagai bentuk) bersyukur. Untuk memahami 'bekerja untuk bersyukur', kita pahami dulu makna syukur dan bersyukur.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), syukur artinya 'Rasa terima kasih kepada Allah', sedangkan arti bersyukur adalah 'Berterima kasih; mengucapkan syukur'.

Saya kemudian mencari arti syukur dari sumber lain.

Hakikat syukur menurut Imam Ibnul Qayyim dalam Thariq Al-Hijratain (hlm. 508) adalah, "Memuji atas nikmat dan mencintai nikmat tersebut, serta memanfaatkan nikmat untuk ketaatan."

Dalam kitab yang lain ('Uddah Ash-Shabirin, hal. 148) Imam Ibnul Qayyim berkata, "Oleh karenanya orang yang bersyukur disebut hafizh (orang yang menjaga nikmat). Karena ia benar-benar nikmat itu terus ada dan menjaganya tidak sampai hilang."

Dalam website MUI saya menemukan satu kalimat berikut,

'Pada hakikatnya bersyukur kepada Allah SWT, selalu didasarkan atas pengakuan diri bahwa segala kenikmatan yang ada baik pada diri kita ataupun semua makhluk ciptaan-Nya hanyalah berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu, semua kenikmatan itu harus digunakan hanya untuk Allah SWT. Yakni dengan menggunakan berbagai kenikmatan sesuai keinginan dan maksud tujuan Allah SWT untuk memberikan nikmat tersebut.'

Dari tiga pengertian syukur di atas saya meng-highlight beberapa kalimat. Saya coba menghubungkan dengan kalimat 'Bekerja untuk bersyukur' yang ada di ayat ke-13 surat Saba.

Jadi Kompasianer semua.

Kita ini masing-masing telah diberi skill (keahlian) oleh Allah SWT. Dan itu adalah nikmat dari-Nya. Dan nikmat itu wajib (harus) disyukuri. (baca surat Ibrahim ayat ke-7)

Bentuk syukur kita atas diberikan skill ini adalah dengan memanfaatkannya, memeliharanya, dan menggunakannya di jalan yang Dia ridai.

Nah, memanfaatkan, memelihara, dan menggunakan skill tersebut caranya adalah dengan bekerja. Bekerja, kan, kita mengandalkan kemampuan yang kita miliki. Tentu bekerjanya dengan tidak menyalahi syariat yang telah ditetapkan.

Jadi karyawan tidak korupsi.

Jadi pedagang tidak menipu.

Dan lain-lain.

Termasuk skill menulis.

Skill menulis itu nikmat, lho. Dan itu harus disyukuri.

Yaitu dengan 'bekerja' mengandalkan skill menulis itu dengan sebaik-baiknya. Tentu dalam konteks skill menulis, bekerja di sini bisa berarti bekerja formal atau informal. Menjadi penulis freelance misalnya.

Berarti sekarang ada tiga tipe orang bekerja itu.

1. Bekerja untuk mencari rezeki,

2. Bekerja untuk beribadah, dan

3. Bekerja untuk bersyukur.

Demikian mungkin.

Semua yang saya tulis adalah it's just my opinion, If you have another opinion, that's fine.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun