Teman-teman satu sel terus memaksa kepala lapas bahwa Memo tidak bersalah dan tidak layak untuk dihukum mati. Sementara kepala lapas mendapat tekanan untuk segera mengeksekusi Memo dengan cara digantung.
Kehadiran serdadu yang bersedia menjadi saksi membuat saya mengira cerita akan segera berakhir dengan happy ending, Memo dibebaskan dari segala tuduhan. Eh, ternyata saya salah. Si petinggi militer, ayah korban, ternyata masih tidak rela kalau Memo sampai dibebaskan, makanya dia masih 'bermain' untuk mencegah si desertir bersaksi.
Di sinilah pintarnya pembuat skenario dan sutradara, ternyata ada twist di akhir kisah. Twist - yang saya kira - semua penonton tidak akan memprediksi bakal terjadi.
Lalu, bagian mana yang menyedihkannya?
Pertama, saat Ova saling panggil dengan ayahnya, Memo, dengan dibatasi tembok penjara. Kedua, saat Ova - dengan bantuan teman-teman satu sel Memo - berhasil masuk penjaran dan bertemu dengan ayahnya. Dan, yang paling menyayat hati, saat Memo dapat kabar bahwa ibunya telah meninggal dunia. Tentu saja saya tidak akan menjelaskan detailnya. Itu termasuk spoiler, tidak bagus untuk Anda yang akan menonton film-nya.
Saya tidak biasa mencari kekurangan apa pun yang saya resensi, film maupun buku. Dan, film ini betul-betul tidak ada kekurangannya, menurut saya. Dua jam lebih film mengalir dengan tanpa sedikit pun adegan yang percuma.
Salut saya khususnya kepada Aras Bulut Iynemli, yang berhasil dengan sempurna memainkan seseeorang yang autis. Kalau saya bertemu di jalan, dengan perannya itu, saya akan menyangka dia benar-benar seorang yang autis.
Begitupun untuk Nisa Sofiya Aksongur, yang bermain sebagai Ova, anak kecil lucu dan tidak terlihat canggung dalam berakting.
Oh ya, saya nontonnya di Youtube, sudah ada yang ada subtitle Indonesia, kalau Anda mau nonton juga. Jangan lupa saja, kalau mau nonton jangan lupa bawa tisu atau sapu tangan.
Sebagai penutup, saya akan menuliskan quotes yang tertulis di tembok penjara. 'EDEPLE GELEN SAYGIYLA GIDER (Yang Datang dengan Sopan akan Pergi dengan Terhormat)'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H