Ini sebagai tahadus bini'mah. Alhamdulillah, akhirnya buku ini terbit juga. Buku ini adalah buku saya kedua yang terbit di tahun 2023, dan juga buku ketiga yang ditulis selama bulan Ramadan.
Sejak dua tahun yang lalu, setiap bulan Ramadan, saya selalu menulis setiap hari. Dan di bulan Syawal atau setelahnya, tulisan itu saya kumpulkan jadi buku, kemudian diterbitkan.
Semoga saja, setiap bulan Ramadan, setiap tahunnya saya bisa menulis buku lagi, dan menerbitkannya. Sehingga setiap Ramadan berakhir, saya akan punya kenang-kenangan.
Buku ini isinya hasil tadabur (memahami, merenungi makna) dari ayat-ayat Al-Quran. Ada 45 ayat lebih yang saya tadaburi.
Saya beri judul #ODOA, One Day One Ayat, karena hasil tadabur itu saya tulis setiap hari satu ayat, sejak pertengahan bulan Sya'ban sampai akhir bulan Ramadan kemarin.
Sebagaimana kita ketahui, Al-Quran ditulis tidak dengan bahasa kita, bahasa Indonesia. Sehingga kita sulit untuk memahaminya, kalau hanya membacanya.
Kewajiban setiap Muslim terhadap Al-Quran, setelah membacanya, adalah mentadaburinya. Oleh karenanya, setiap Muslim harus melakukannya.
Tadabur Al-Quran dilakukan untuk memahami dan merenungkan maknanya. Sehingga kita dapat memahami 'apa yang diinginkan' Allah.
"Maka, apakah mereka tidak merenungkan Al-Quran, ataukah hati mereka terkunci?" (QS. Muhammad: 24)
Ayat di atas adalah sindiran kepada setiap Muslim yang tidak mau merenungkan Al-Quran. Allah swt sangat keras sindirannya dengan menganggap yang tidak mau tadabur sebagai orang yang terkunci hatinya.
Mentadaburi setiap hari satu ayat adalah upaya yang cukup untuk selalu dekat dengan Al-Quran.
Selepas ODOJ, tilawah (membaca) Al-Quran satu juz setiap hari, kita dapat melanjutkan dengan ODOA, tadabur satu ayat setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H