"Yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar."
"Sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)." (QS. Al-Fiil)
Rupanya itu adalah burung yang dikirim Allah swt untuk menghukum Abrahah dan pasukannya. Burung-burung itu masing-masing membawa tiga buah batu, satu di paruhnya dan dua di kedua kakinya. Batu-batu yang sangat panas.
Setelah berada di atas pasukan Abrahah burung-burung itu menjatuhkan batu-batu yang dibawanya. Batu-batu panas itu pun menimpa pasukan Abrahah. Saat menyentuh tubuh pasukan Abrahah, saking panasnya, batu-batu itu masuk menembus kulit dan daging orang yang dikenainya, sampai batu itu berhenti di atas tanah.
Hanya sebagian kecil dari pasukan Abrahah yang berhasil melarikan diri, tidak terkena batu panas.
Nufail bin Habib Al-Khats'ami, yang bersembunyi di balik bukit, begitu melihat kekacauan yang dialami Abrahah dan pasukannya, dia bersyair.
"Di manakah gerangan tempat berlindung dari Allah yang menuntut?Â
Dan Abrahah Al-Asyram yang menjadi pecundang dan bukan pemenang."
Pasukan Abrahah yang terkena batu, tewas seketika dengan tubuh berlubang-lubang, seperti daun yang dimakan ulat.
Kakbah pun selamat. Diselamatkan oleh pemiliknya, sebagaimana yang diucapkan Abdul Muthalib di hadapan Abrahah.
Sementara itu, sisa pasukan Abrahah yang berhasil meloloskan diri tidak kembali ke Yaman. Mereka tinggal di Makkah dan menjadi budak para pemuka Quraisy.