Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tips Meraih Keberuntungan

23 Mei 2023   06:22 Diperbarui: 23 Mei 2023   07:38 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lucky atau keberuntungan/sumber: suaramerdeka

"Apabila salat (Jum'at) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung." (QS. Al-Jumu'ah: 10)

Di ujung ayat jelas sekali disebutkan, 'ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar beruntung'. Atau dalam kalimat lain, 'kalau ingin beruntung ingatlah Allah sebanyak-banyaknya'.

Mengingat Allah adalah zikir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti zikir adalah 'puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang'.

Tentu saja yang dimaksud berzikir di ayat tersebut - untuk meraih keberuntungan - bukan hanya berzikir dengan duduk di mesjid dan menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya. Namun, maksudnya juga dalam kondisi apa pun, atau sedang beraktivitas apa pun, hendaknya kita selalu mengingat Allah.

Termasuk sedang beraktivitas muamalah: berdagang, berbisnis, atau sejenisnya. Apalagi konteks ayat ini memang perintah Allah untuk 'bertebaran di muka bumi setelah melaksanakan salat Jum'at'.

Dengan berzikir, kita akan selalu ingat bahwa apa pun yang kita lakukan, Allah Maha Melihat. Sehingga kita tidak berani untuk berbuat dosa (menyalahi syariat), seperti menipu, memanipulasi, mengakali timbangan kalau berdagang, korupsi, berbuat zalim, dan sebagainya.

Saat kita berbisnis, berdagang, atau bekerja, dengan tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan syariat. Maka orang lain pun: konsumen, pelanggan, atau relasi bisnis, akan percaya kepada kita. Dan trust (kepercayaan) adalah kunci dari kesuksesan atau keberuntungan.

Jadi, kalau ingin beruntung, berzikirlah sebanyak mungkin, serta melibatkan hati. Bukan zikir (menyebut nama Allah) hanya di mulut saja.

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, zikir yang hanya dilakukan dengan lisan tanpa melibatkan hati tidak memiliki nilai yang besar. Sebaliknya, zikir yang dilakukan dengan kesadaran penuh, penghayatan, dan keikhlasan hati akan mendatangkan manfaat yang lebih besar. Menurut beliau pula, zikir merupakan sumber kebahagiaan, ketenangan, dan kedekatan dengan Allah Swt.

Dan kalau sudah dekat dengan Allah, apa pun yang kita inginkan pasti diberi-Nya. Termasuk meminta keberuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun