Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tips Meraih Keberuntungan

23 Mei 2023   06:22 Diperbarui: 23 Mei 2023   07:38 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lucky atau keberuntungan/sumber: suaramerdeka


Siapa, sih, di dunia ini yang tidak ingin beruntung?


Keberuntungan adalah hasil akhir yang diharapkan semua manusia dari segala aktivitasnya. Semua manusia mengharapkan keberuntungan menjadi muara dari setiap aktivitas yang dilakukannya. Aktivitas apa pun. Oleh karenanya, setiap manusia selalu berupaya mencari cara terbaik untuk meraih keberuntungan.

Seorang pedagang selalu mencari cara supaya barang dagangannya laku, dan omsetnya terus bertambah.

Seorang petani selalu mencari cara supaya saat panen tiba, tanamannya menghasilkan buah yang melimpah.

Seorang atlet - yang berlaga di sebuah kompetisi - selalu berusaha meraih kemenangan dalam setiap pertandingan.

Seorang pelajar/mahasiswa selalu berupaya supaya mendapat nilai A, atau IPK di atas 4, atau lulus dengan predikat cumlaude.

Walaupun bentuknya berbeda-beda, namun semua yang manusia inginkan itu namanya keberuntungan.

Seribu satu cara manusia lakukan untuk meraih keberuntungan. Ada yang berhasil dan ada yang tidak. Yang berhasil pun, ada yang dengan cara mudah meraihnya, ada pula yang sulit mendapatkannya.

Padahal, sejak 15 abad silam, Allah Swt telah membocorkan rahasia cara meraih keuntungan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Apabila salat (Jum'at) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung." (QS. Al-Jumu'ah: 10)

Di ujung ayat jelas sekali disebutkan, 'ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar beruntung'. Atau dalam kalimat lain, 'kalau ingin beruntung ingatlah Allah sebanyak-banyaknya'.

Mengingat Allah adalah zikir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti zikir adalah 'puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang'.

Tentu saja yang dimaksud berzikir di ayat tersebut - untuk meraih keberuntungan - bukan hanya berzikir dengan duduk di mesjid dan menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya. Namun, maksudnya juga dalam kondisi apa pun, atau sedang beraktivitas apa pun, hendaknya kita selalu mengingat Allah.

Termasuk sedang beraktivitas muamalah: berdagang, berbisnis, atau sejenisnya. Apalagi konteks ayat ini memang perintah Allah untuk 'bertebaran di muka bumi setelah melaksanakan salat Jum'at'.

Dengan berzikir, kita akan selalu ingat bahwa apa pun yang kita lakukan, Allah Maha Melihat. Sehingga kita tidak berani untuk berbuat dosa (menyalahi syariat), seperti menipu, memanipulasi, mengakali timbangan kalau berdagang, korupsi, berbuat zalim, dan sebagainya.

Saat kita berbisnis, berdagang, atau bekerja, dengan tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan syariat. Maka orang lain pun: konsumen, pelanggan, atau relasi bisnis, akan percaya kepada kita. Dan trust (kepercayaan) adalah kunci dari kesuksesan atau keberuntungan.

Jadi, kalau ingin beruntung, berzikirlah sebanyak mungkin, serta melibatkan hati. Bukan zikir (menyebut nama Allah) hanya di mulut saja.

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, zikir yang hanya dilakukan dengan lisan tanpa melibatkan hati tidak memiliki nilai yang besar. Sebaliknya, zikir yang dilakukan dengan kesadaran penuh, penghayatan, dan keikhlasan hati akan mendatangkan manfaat yang lebih besar. Menurut beliau pula, zikir merupakan sumber kebahagiaan, ketenangan, dan kedekatan dengan Allah Swt.

Dan kalau sudah dekat dengan Allah, apa pun yang kita inginkan pasti diberi-Nya. Termasuk meminta keberuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun