Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menyusun Skripsi Sebelum Waktunya

16 Mei 2023   11:44 Diperbarui: 16 Mei 2023   11:50 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis skripsi/sumber: sripokucom

'Kompasianer, apakah kamu termasuk mahasiswa yang jatuh bangun terseok-seok mengerjakan skripsi?'

Kalimat di atas adalah kalimat pertama dari Admin Kompasiana di artikel Topik Pilihan 'Siasat Bikin Skripsi'.

Terseok-seok, memang kata yang tepat untuk menggambarkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat menyusun skripsi. Sehingga, banyak mahasiswa yang justru gagal dalam perkuliahannya karena gagal membuat skripsi. Gagal membuat skripsi, otomatis gagal juga mendapatkan gelar Sarjana.

Di tahun 90an awal, saya punya teman yang gagal membuat skripsi sampai dia di DO (Drop Out) oleh kampusnya, ITB (Institut Teknologi Bandung). Akhirnya menyelesaikan skripsi dan ujian sidangnya di kampus swasta, UNISBA (Universitas Islam Bandung). sehingga kemudian dia sering kami olok-olok, 'kuliah di ITB, sarjana di Unisba'.

Mengetahui sulitnya menyusun skripsi dan banyaknya mahasiswa yang gagal kuliah gara-gara skripsi, dan saya tidak mau mengalami itu, maka saat saya kuliah, di semester keempat saya sudah mencari-cari 'bahan' untuk menyusun skripsi, padahal belum saatnya.

Lulus SMA tahun 1998 saya tidak kuliah, tetapi daftar ke Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Latihan) PT. IPTN (sekarang PTDI) di Bandung. Alasan yang paling kuat kenapa saya memilih daftar ke Pusdiklat tersebut adalah karena lulusannya langsung diangkat jadi karyawan. Jadi langsung kerja.

Pusdiklat memang program yang diadakan oleh Pak Habibie - saat itu beliau sebagai Direktur Utama PT. IPTN selain sebagai Menteri Riset dan Teknologi - untuk mendapatkan tenaga kerja yang siap pakai di industri dirgantara (pesawat).

Tiga tahun saya mengikuti Diklat dengan kurikulum 40% teori dan 60% praktek. Dan 2 kali 3 bulan di antara 3 tahun itu, langsung di'turunkan' ke divisi-divisi yang ada di PT. IPTN untuk OJT (On the Job Training), atau kerja praktek langsung ke pekerjaan sesungguhnya. Dan lulus langsung diangkat menjadi karyawan.

Karena Pusdiklat adalah termasuk informal, maka lulusannya tidak bergelar. Dan karena orangtua saya menginginkan saya punya gelar Sarjana, maka setahun setelah selesai Pusdiklat saya kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta yang membuka kelas khusus karyawan. Saya mengambil jurusan Teknik dan Manajemen Industri.

Perkuliahannya di mulai pukul 19.00 dan selesai pukul 22.00. Dan alhamdulillah, nilai beberapa mata kuliah - khususnya yang MKDU - dari Pusdiklat diakui, sehingga untuk mata kuliah di semester pertama dianggap selesai.

Sebagaimana saya tuliskan di atas, di tahun kedua kuliah, saya sudah berniat untuk memulai menyusun skripsi. Kebetulan saat OJT _ waktu masih Diklat - saya pernah menemukan satu 'kasus' yang menurut saya bisa dijadikan bahan untuk menyusun Skripsi.

Hampir setiap hari - di sela-sela pekerjaan - saya berkunjung ke tempat saya OJT dulu, karena kebetulan saya di tempatkan setelah lulus tidak di sana. Saya menemui senior saya untuk mendapatkan beberapa data yang saya perlukan serta informasi-informasi lainnya terkait permasalahan yang akan saya jadikan bahan skripsi.

Untuk tambahan teoritisnya dan untuk mengetahui bagaimana menyusun skripsi itu, saya sering 'main-main' ke Perpustakaan Jurusan Teknik Industri ITB. Alhamdulillah saya menemukan beberapa skripsi mahasiswa TI ITB yang mirip dengan apa yang akan saya susun. Dan kebetulan ada fasilitas fotocopy, saya pun men-copy beberapa halaman dari beberapa skripsi tersebut.

Materi yang saya bahas dalam 'calon' skripsi saya adalah tentang keandalan (realibility) salah satu mesin CNC (Computer Numerically Controlled). yaitu mesin yang sudah dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer (program).

Uniknya, saya baru mendapatkan mata kuliah tentang Realibility itu di semester keempat. Jadi saat saya sedang mengumpulkan bahan dan mempelajari permasalahannya, saya baru mendapat pengantar tentang Realibility. Dan kebetulan pula, yang menjadi dosennya adalah karyawan PT. IPTN.  Sehingga saya dapat meminta bahan-bahan mata kuliah Realibility, sebagai referensi saya dalam menyusun skripsi. Padahal materi-materi itu baru akan diberikan di semester 5 dan 6. katakanlah, saya mendahului teman-teman saya.

Selama kuliah (belajar) mata kuliah Realibility pun saya selalu bertanya atau konsultasi terkait permasalahan yang saya temukan terkait dengan permasalahan bahan skripsi saya. Bahkan saya sering kelepasan (tanpa sengaja) mempertanyakan materi kuliah yang belum diajarkan. Sehingga dosen sering menjawab, 'Materi itu nanti akan di bahas di semester depan'. dan, gara-gara itu teman-teman saya jadi tahu bahwa saya sudah mulai menyusun skripsi. Karena dosen itu setelah menjawab tadi, selalu berkata, 'Dia (saya maksudnya) bertanya untuk skripsinya'.

Sehingga di saat teman-teman kemudian memulai mencari bahan skripsi, saya sudah 50% selesai. Apalagi dosen mata kuliah Realibility, yang juga karyawan PT. IPTN itu, saya jadikan dosen pembimbing.

Alhamdulillah ... Allah memberi kemudahan. Akhirnya skripsi saya selesai sesuai rencana perkuliahan. Saat ujian sidang pun saya mendapatkan nilai A.

Demikian pengalaman saya saat menyusun skripsi. Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun