Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

4 Kriteria untuk Memilih Parpol

13 Mei 2023   11:26 Diperbarui: 13 Mei 2023   11:27 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Parpol peserta Pemilu 2024/sumber: Kompas 


Di artikel yang saya tulis enam hari lalu, saya menjelaskan tentang partai politik atau parpol. Apa itu parpol, mengapa harus ada parpol, apa tugas parpol, dan sebagainya. Diinformasikan pula bahwa parpol yang resmi sebagai peserta Pemilu 2024 nanti ada 24 parpol termasuk 6 parpol lokal Aceh.

Saat ini, dalam logika politik di Indonesia, parpol adalah lembaga atau organisasi yang sangat penting dan strategis.

Bagaimana tidak, anggota legislatif - yang masuk lembaga legislatif melaui parpol - memiliki kewenangan yang sangat dahsyat. Selain membuat undang-undang dan mengawasi jalannya pemerintahan - yang merupakan tugas pokoknya - juga menjadi pintu pertama dalam menyeleksi dan menyetujui orang yang akan duduk di posisi-posisi strategis. Di antaranya Kapolri dan Panglima TNI.

Bahkan pejabat tertinggi di Eksekutif pun harus melalui 'saringan' parpol. Mau jadi Presiden, Gubernur, Bupati, atau Walikota, tidak bisa tidak harus diajukan oleh parpol. Sungguh sangat strategis posisi yang dimiliki parpol.

Oleh karenanya, memilih parpol saat Pemilu nanti adalah titik krusial yang akan menentukan 'nasib' bangsa lima tahun ke depan. Termasuk masa depan diri kita sendiri dan anak cucu kita. Untuk itu harus hati-hati dalam memilih parpol.

Sulit memang memilih satu parpol di antara 18 parpol yang ada. Termasuk sulit dalam menentukan kriteria atau ciri-ciri parpol yang layak untuk dipilih. Namun, semoga tidak berlebihan, kita bisa menggunakan 4 kriteria berikut: Sidiq, Amanah, Tabligh dan Fathanah.

Keempat kriteria tersebut adalah sifat yang dimiliki Rasulullah. Sebagai Muslim yang harus menjadikan beliau sebagai suri tauladan, maka kita harus berusaha memiliki keempat sifat tersebut. Dan idealnya, parpol pun memilikinya, karena kita akan menitipkan suara (nasib kita dan bangsa) kepadanya.

Mari kita urai satu-satu kriteria tersebut.


Sidiq (jujur)


Salah satu ciri parpol yang jujur adalah komitmennya dalam memberantas korupsi. Karena kejahatan korupsi menjadi sebab sebuah negara hancur dan sulit untuk maju. Realita sekarang mungkin sulit - bahkan tidak ada - parpol yang bersih dari korupsi. Maka, yang sebaiknya dipilih adalah parpol yang korupsinya paling sedikit. Kita bisa googling, banyak info tentang ini.


Amanah (dapat dipercaya, konsisten)


Dari 18 parpol peserta pemilu nanti mayoritas parpol peserta pemilu 2019. Parpol yang baru pun, rata-rata pecahan dari parpol peserta pemilu terakhir. Artinya, pengurusnya itu-itu juga. Tentu kita ingat apa yang dijanjikan parpol-parpol (melalui caleg-calegnya) tersebut saat kampanye di Pemilu 2019. Dan kita bisa melihat kinerja mereka selama lima tahun terakhir, apakah janji-janji itu ditepati (dijalankan) atau tidak.

Dengan begitu kita bisa menilai parpol mana yang konsisten membela rakyat dan negara, melalui semua kebijakannya dalam merespon permasalahan rakyat. Atau justru setelah berkuasa mengkhianati (tidak amanah) terhadap janjinya.


Tabligh (Menyampaikan)


Menyampaikan bisa berarti mampu menjalin komunikasi dengan masyarakat, minimal dengan konstituennya. Tugas parpol adalah sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah. Parpol harus mampu mendengar aspirasi rakyat dan menyampaikannya kepada pemerintah. Termasuk menyampaikn koreksi atau kritikan rakyat.


Begitupun, parpol harus mampu menyampaikan program-program atau aturan-aturan dari pemerintah.
Kita bisa melihat saat ini, mana parpol yang sudah menjalin komunikasi yang baik dengan rakyat (konstituennya). Dan parpol mana yang lebih mengutamakan kepentingan penguasa.


Fathanah (Pintar)


Yang dimaksud pintar ini tentu saja para pengurus parpol. Khususnya para pemimpinnya. Mereka harus mumpuni, harus mampu memahami semua permasalahan bangsa dan sekaligus mencari solusi.


Negara kita saat ini dihadapkan dengan berbagai persoalan: ekonomi, pendidikan, sosial, keamanan, dan lain-lain. Maka para pemimpin parpol harus mampu memahami dan memberikan solusi yang bisa disampaikan kepada pengelola negara secara langsung maupun diwujudkan melalui produk undang-undang.


Semoga keempat kriteria di atas dapat memandu kita dalam memilih parpol. Masih ada waktu 10 bulan untuk mencari, sebelum kita nanti menentukan pilihan. Sehingga saatnya nanti di hari pemilihan, kita datang ke TPS tidak dengan kepala kosong lalu asal coblos saja. Atau memilih hanya karena sudah menerima 'amplop'.

Satu suara kita sangat berharga, yang akan menentukan nasib negara, nasib kita, dan nasib (masa depan) anak cucu kita.

"Buta terburuk adalah buta politik". Demikian kata Penyair Jerman Bertold Brecht.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun