Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Saling Memaafkan Jangan Hanya Lebaran

29 April 2023   12:47 Diperbarui: 29 April 2023   12:59 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling memaafkan saat idul fitri/sumber: CNNindonesia


Sepekan sudah kita meninggalkan bulan penuh keberkahan, Ramadan, dan merayakan 'kemenangan' di hari raya Idul Fitri. Walaupun sudah sepekan, kita masih merasakan nuansa lebaran. Dan itu tidak salah, karena Rasulullah pun menganjurkan untuk berbahagia atau bergembira di hari raya.

"Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata, 'Sekali waktu Rasulullah Saw datang di Madinah, di sana penduduknya sedang bersuka ria selama dua hari. Lalu Rasulullah Saw bertanya, 'Hari apakah ini (sehingga penduduk Madinah bersuka ria)?'. Mereka menjawab, 'Dulu semasa zaman jahiliah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria'. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, 'Sesungguhnya Allah Swt telah menggantikannya dalam Islam dengan dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (Iedul Adha) dan hari raya fitri (iedul fitri)." (HR. Abu Dawud)

Bahkan beliau pun menganjurkan kita mengenakan pakaian terbaik kita.

"Diriwayatkan dari Hasan bin Ali ra, ia berkata, 'Rasulullah Saw telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan." (HR. Baihaqi dan Hakim)


Selain nuansa gembira dan bahagia di hari raya yang masih terasa, suasana saling memaafkan pun masih terasa. Masih banyak orang terlihat saling maaf-memaafkan. Hal ini memang menjadi ciri khas lebaran. Saling meminta maaf dan saling memaafkan, dengan kalimat yang sudah popular 'Mohon maaf lahir batin'.

Di hari raya Iedul Fitri sangat mudah seseorang meminta maaf, begitu pun sangat mudah pula untuk memaafkan. Padahal, di hari-hari biasa, meminta maaf dan memaafkan adalah sesuatu yang terasa berat dilakukan. Teman saya malah mengucapkan sebuah candaan, bahwa hari di mana seorang perempuan mudah meminta maaf adalah di hari lebaran. Hehe ... maaf, just kidding.

Alangkah indah dan lebih baik kalau saling memaafkan ini dilakukan juga di hari-hari biasa. Karena saling memaafkan akan mereduksi bibit-bibit permasalahan antar sesama. Baik permasalahan sepele, maupun permasalahan serius, bentrok fisik.

Ada beberapa alasan mengapa kita harus saling memaafkan. Pertama, baik untuk kesehatan Emosional. Saat kita memaafkan orang lain, kita melepaskan perasaan negatif yang ada dalam diri kita. Hal ini dapat membantu kita untuk merasa lebih bahagia karena terbebas dari beban pikiran yang berat.

Kedua, akan tercipta hubungan sosial yang sehat. Ketika kita memaafkan seseorang, kita memberikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang sedang rusak. Memperbaiki hubungan bisa memperkuat rasa kepercayaan dan mengurangi kemungkinan konflik terjadi lagi di kemudian hari.

Ketiga, untuk memperbaiki citra diri kita. Ketika kita memaafkan orang lain, kita sedang menunjukkan kedewasaan dan keluasan hati. Hal ini dapat meningkatkan harga diri atau citra kita.

Memang tidak mudah untuk memaafkan, Begitupun meminta maaf. Terkadang untuk memaafkan membutuhkan waktu dan upaya yang besar, terutama jika kepercayaan kita telah dilanggar atau orang yang kita maafkan belum meminta maaf secara tulus. Oleh karena itu, perlu ada usaha dan kesabaran kita untuk memaafkan orang lain.

Namun, dengan niat dan keinginan yang kuat, dan dilakukan terus-menerus tanpa melihat status orang yang kita minta maaf atau orang yang kita maafkan, maka kebesaran hati untuk melakukannya akan kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun